TRIBUNNEWS.COM - Update jumlah kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Sabtu (25/6/2022).
Jumlah kasus positif virus corona tercatat ada 1.831 penambahan dari total sebelumnya 6.076.894 kasus.
Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 6.078.725 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 silam.
Informasi tersebut berdasarkan Data Satgas Covid-19 yang diterima Tribunnews, Sabtu sore.
Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona 18 Mei 2022: Tambah 327 Kasus Baru, 17 Orang Meninggal
Selain itu, terdapat pasien yang sembuh dari Covid-19 hari ini sejumlah 1.074 orang.
Sehingga, jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 5.908.043 jiwa dari pasien sebelumnya yang sebanyak 5.906.969 jiwa.
Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia bertambah sebanyak 3 pasien.
Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 156.711 orang dari yang sebelumnya sebanyak 156.714 orang.
Baca juga: Cek dan Download Sertifikat Vaksin Covid-19 yang Belum Muncul di PeduliLindungi, Simak Tata Caranya
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Informasi ini dapat terlihat dari data peta persebaran kasus pada tiap provinsi.
Update corona atau Covid-19 di Indonesia bisa diakses di sini.
Pakar Epidemiologi: Gelombang Keempat Covid-19 Lebih Sulit Dideteksi
Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menilai situasi pandemi di tanah air mengarah pada gelombang keempat.
"Tapi begini, potensi gelombang empat ini kan tidak seperti waktu varian Delta ya, atau bahkan Alpha. Kasus infeksi akan banyak, walau yang terdeteksi sedikit," ungkapnya pada Tribunnews, Jumat (24/6/2022).
Di sisi lain, untuk melihat kasus, diperlukan kemampuan testing dan treacing. Sejauh ini kasus infeksi yang ada di masyarakat banyak. Dan mayoritas tidak terdeteksi.
Sehingga pola puncak kasus infeksi tidak akan tinggi. Walau secara teoritis lebih banyak. Karena sub variab BA.4 dan BA.5 punya kemampuan tidak hanya menginfeksi orang yang sudah divaksinasi.
"Bahkan sudah divaksinasi dua atau tiga dosis bisa terinfeksi lagi. Reinfeksi pun bisa. Kecenderungan di banyak negara, kasus infeksi ini yang disatukan re-infeksi jadi lebih banyak dan lebih tinggi dari pada Delta," papar Dicky lagi.
Sehingga menurut Dicky dibutuhkan dua kombinasi. Pertama, strategi testing yang aktif. Kedua masyarakatnya juga harus punya perilaku yang mau melakukan tes.
"Karena modal imunitas saat ini, khususnya Indonesia, mayoritas yang terinfeksi tidak bergejala. Tidak merasa membawa virus. Atau merasa penyakit flu saja. Itu yang membedakan," kata Dicky lagi.
Baca juga: Epidemiolog Sebut Tren Kenaikan Kasus Covid-19 Tidak Bisa Dihindari
Sehingga esensial yang diamati sebetulnya adalah indikator keparahan, kesakitan, dan masuk rumah sakit.
Atau yang masuk ke ruang isolasi dengan gejala dan dilihat juga dari angka kematian. Selain itu Dicky menyebutkan jika survelens genomic juga perlu untuk diperkuat.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Fahdi Fahlevi)