News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Airlangga: Hampir Semua Wilayah Luar Jawa-Bali Masih PPKM Level 1, hanya Sorong Level 2

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin mengumumkan hasil rapat terbatas mengenai Evaluasi PPKM di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/7/2022).

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan hasil rapat terbatas mengenai evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (18/7/2022).

Airlangga mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi, PPKM di luar Jawa-Bali masih diberlakukan hingga akhir Juli 2022.

Di mana hampir semua kabupaten/kota di luar Jawa-Bali masuk PPKM level 1.

"Dari hasil evaluasi, seluruhnya di luar Jawa-Bali PPKM-nya masih level 1, seperti yang kita putuskan sampai akhir bulan ini (Juli) dan level 2 hanya di Sorong, Papua Barat," kata Airlangga, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Senin sore.

Lebih lanjut, Airlangga menyebut, kasus di luar Jawa-Bali masih relatif rendah dan landai.

"Di luar Jawa-Bali, 385 kab/kota masih di level 1. Baik dari BOR maupun isolasi masih di tingkat memadai," ucap Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Baca juga: Update Covid-19 Global 18 Juli 2022: Total Infeksi 567,8 Juta, Kasus Aktif 22,5 Juta

Adapun menurut Airlangga, berdasarkan hasil rapat terbatas Evaluasi PPKM, pandemi Covid-19 masih berlangsung di berbagai negara.

Dikatakan, beberapa negara terjadi peningkatan kasus yang tinggi, seperti Amerika, India, Perancis hingga Singapura.

Pemerintah Indonesia pun terus mengantisipasi penyebaran sub varian baik varian Omicron BA.4 dan BA.5.

Hal senada juga disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin.

Menkes menjelaskan, beberapa negara mengalami kenaikan kasus Covid-19 cukup tinggi, bahkan ada yang tembus 100 ribu per hari.

"Indonesia seperti India, kenaikannya tidak cepat, tetapi perlahan naik terus," ucap Budi.

Baca juga: BPOM Terbitkan Emergency Use Authorization untuk Paxlovid Sebagai Obat Covid-19

Diketahui, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu (17/7/2022) kemarin bertambah 3.540 kasus. 

Berdasarkan data kemkes.go.id, jumlah kasus positif Covid-19  di Indonesia mencapai 6.134.953, terhitung sejak 2 Maret 2020 lalu.

Sementara itu, angka kesembuhan Covid-19 meningkat sebanyak 2.574 orang, sehingga total orang yang sembuh berjumlah 5.950.554 orang.

Adapun kasus meninggal harian tercata 10 orang per Minggu kemarin. 

Total orang meninggal dunia di Indonesia akibat virus Covid-19 menjadi 156.849 orang.

Ilustrasi Virus Corona (COVID-19). (Kemenkes)

Jubir Kemenkes Ungkap Faktir Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia

Diberitakan Tribunnews.com, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, mengungkapkan beberapa faktor penyebab kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia.

Adapun sebagai informasi, jumlah konfirmasi kasus positif Covid-19 tembus 4 ribu kasus per Sabtu (16/7/2022).
Syahril menjelaskan, naiknya kasus Covid-19 karena sub varian baru, yakni BA.4 dan BA.5 yang sudah mendominasi dan menyebar ke seluruh Indonesia.

"Ada kenaikan kasus Covid-19 karena ada sub-varian baru," kata Syahril saat dikonfirmasi, Sabtu (16/7/2022).

Selain itu, faktor lain karena pemeriksaan (testing) dan pelacakan (tracing) juga mengalami peningkatan.

Namun, tak dijelaskan rinci berapa jumlah testing harian yang telah dilakukannya.

"Naiknya (kasus) itu karena memang yang dilakukan tracing maupun testing juga banyak," tutur Syahril.

Mengenai anggapan puncak maksimal kasus Covid-19 diprediksi mencapai 20 ribu, Syahril mengatakan, perkiraan itu berdasarkan jumlah sepertiga kasus Omicron pada Januari-Februari awal tahun 2022 yang terbilang tinggi.

"Kenapa sepertiga, karena memang laporan dari negara-negara lain mengatakan sekitar 30 persen dari lonjakan kasus di negara-negara itu. Itu kan prediksi, itu bisa benar, bisa kurang tepat," ucap Syahril.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Rina Ayu)

Simak berita lainnya terkait Virus Corona

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini