News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Sebaran 4.408 Kasus Covid-19 Indonesia 14 November 2022: Jakarta Tertinggi, Bali di Urutan Kelima

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Update Covid-19 Indonesia: Sebaran 4.408 Kasus Covid-19 Indonesia 14 November 2022

Studi: Varian Baru Covid-19 BQ.1 hingga XBB.1 Hindari Kekebalan

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, beberapa sub-varian baru yang semakin umum dari virus SARS-CoV-2 mampu menghindari kekebalan yang berasal dari vaksin dan infeksi.

Ini menurut sebuah penelitian yang dipelopori oleh Direktur Pusat Penelitian AIDS Aaron Diamond di Universitas Columbia yang ditinjau oleh majalah Time pekan ini.

Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (13/11/2022), Direktur institut tersebut, David Ho, meminta para peneliti untuk mulai mengembangkan vaksin demi melawan sub-varian baru saat ini.

Ia memprediksi sub-varian tersebut masih akan beredar pada saat vaksin baru memasuki pasar.

Baca juga: Lonjakan Infeksi Covid-19 di China Menggila, Tembus Hingga 14.288 Kasus

Sub-varian baru itu, termasuk BQ.1, BQ.1.1, XBB dan XBB.1, berevolusi dari varian Omicron.

Seperti nenek moyang mereka, sub-varian ini memiliki mutasi di wilayah virus yang berikatan dengan sel yang membuatnya sangat mudah menular.

Namun tidak seperti Omicron, tidak ada vaksin khusus varian yang menargetkan sub-varian ini.

Studi Ho, yang belum dipublikasikan atau ditinjau sejawat, menemukan bahwa pasien yang menerima dua vaksin mRNA awal ditambah dosis penguat (booster) memiliki netralisasi kekebalan 37 dan 55 kali lipat lebih rendah terhadap BQ.1 dan BQ.1.1 dibandingkan terhadap strain dari virus yang diinokulasi.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Lagi, 1.069 Pasien Dirawat di RS, 17.004 Isolasi Mandiri

Selain itu juga memiliki netralisasi 70 kali lipat lebih rendah terhadap XBB dan XBB.1.

Baik vaksin mRNA Pfizer maupun Moderna telah terbukti mencegah penularan varian apapun, keduanya pun diyakini dapat mengurangi keparahan penyakit.

Ho telah mengakui bahwa dunia sains saat ini sedang mengejar ketinggalan, dengan vaksin virus corona (Covid-19) diluncurkan hanya ketika varian yang mereka targetkan sudah berkurang peredarannya.

Ia pun mendesak para ilmuwan untuk memulai uji coba vaksin pada hewan untuk sub-varian baru saat ini.

Baca juga: Epidemolog Nilai Kasus Covid-19 yang Naik Bukan Karena Mobilitas Masyarakat yang Tinggi

BQ.1 diperkirakan akan berjumlah setengah kasus di Eropa pada pertengahan November ini dan mendominasi wilayah tersebut pada 2023.

Dikombinasikan dengan BQ.1.1, BQ.1 telah mencapai sekitar 35 persen dari kasus baru di Amerika Serikat (AS).

Sedangkan XBB saat ini sedang 'naik daun' di Singapura dan India.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Fitri Wulandari)

Baca berita lainnya terkait Virus Corona.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini