TRIBUNNEWS.COM - Kasus Covid-19 di Indonesia kembali menunjukan penambahan kasus pada Senin (16/1/2023).
Berdasarkan data dari Satgas Covid-19 yang diterima Tribunnews.com pukul 18.01 hari ini, kenaikan kasus positif Covid-19 bertambah 225 kasus.
Penambahan kasus hari ini lebih banyak dibandingkan dengan penambahan hari sebelumnya, yakni 239 kasus.
Kini total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 6.726.311 terhitung mulai 2 Maret 2020 lalu.
Untuk angka kesembuhan Covid-19 juga mengalami kenaikan, yakni sebanyak 530 orang.
Sementara hari Minggu kemarin, penambahan jumlah pasien yang sembuh ada 366 orang.
Baca juga: Kemkominfo Gandeng MUI Beri Literasi Masyarakat Soal Penanganan Covid-19
Maka total pasien sembuh dari Covid-19 pun kini berjumlah 6.558.731 orang.
Sementara itu, untuk kasus meninggal karena Covid-19 hari ini, bertambah 12 orang.
Kini jumlah kasus pasien meninggal virus Corona di Indonesia sebanyak 160.739 jiwa.
Kemudian, untuk kasus aktif di Indonesia per hari Senin ini berjumlah 6.841 kasus.
Sementara untuk update informasi data sebaran kasus Covid-19 pada tiap provinsi dapat di akses di sini.
Kasus Subvarian Omicron XBB.1.5 di AS
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, subvarian Omicron XBB.1.5 telah menyumbang hampir 43 persen kasus Covid-19 di Amerika Serikat, Jumat (13/1/2023).
Dikutip dari Reuters, XBB.1.5 merupakan turunan lain dari Omicron, varian virus penyebab Covid-19 yang paling menular dan sekarang dominan secara global.
Subvarian ini merupakan mutasi dari XBB, pertama kali terdeteksi pada Oktober tahun lalu yang merupakan rekombinan dari dua subvarian Omicron lainnya.
Baca juga: Uji Coba Obat Antivirus Covid-19 Jepang Xocova Berjalan Lancar
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut subvarian Omicron XBB.1.5 telah meningkat secara global dan telah diidentifikasi di lebih dari 25 negara.
Seiring dengan melonjaknya kasus Covid-19 di AS, Departemen kesehatan negara itu mengumumkan perpanjangan status pandemi Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat.
Hal ini memungkinkan jutaan orang Amerika untuk terus menerima tes, vaksin, dan perawatan gratis.
Keadaan darurat kesehatan di AS pertama kali diumumkan pada Januari 2020, ketika pandemi virus corona mulai menyebar luas, dan sejak saat itu diperbarui setiap triwulan.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Mikael Dafit Adi Prasetyo)