Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu melaporkan hasil survei serologi antibodi Covid-19 per Januari 2023.
Hasilnya, terjadi peningkatan antibodi Covid-19 masyarakat Indonesia menjadi 99 persen.
Terkait hal ini, Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman mengungkapkan jika ada dua catatan penting yang perlu diperhatikan.
"Pertama, di balik angka ini, ada proses di mana sebagian penduduk kita menjadi korban dalam bentuk kehilangan jiwa, kematian karena terinfeksi dan tidak bisa deteksi cepat," ungkapnya pada Tribunnews, Rabu (8/2/2023).
Kedua, 10 persen dari orang-orang yang terinfeksi berpotensi mengalami Long Covid-19.
Maka, dapat disimpulkan jika di balik tingginya imunitas masyarakat Indonesia, tidak semuanya baik-baik saja atau dalam kondisi aman.
Namun tingginya antibodi masyarakat Indonesia adalah kabar baik.
Baca juga: Menkes: Antibodi Covid-19 Masyarakat Indonesia Makin Kuat
Karena dapat menjadi modal, untuk menghindari dampak dari kemungkinan munculnya gelombang kasus, atau kehadiran sub varian baru.
Lebih lanjut, Dicky menyampaikan fakta ilmiah menjelaskan jika modal imunitas kuat bertahan paling lama 12 bulan.
Ini bagi yang sudah menerima kombinasi vaksinasi Covid-19 dosis lengkap dan terinfeksi.
Sedangkan pada kelompok rawan seperti lansia dan orang yang memiliki komorbid, penurunan antibodi lebih cepat, sehingga kelompok yang rentan, disarankan untuk melakukan vaksinasi booster lengkap.
Apalagi sampai saat ini belum ada yang bisa menahan laju lahirnya turunan varian baru dari Omicron.
Modal imunitas harus tetap dikombinasi dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
Jangan lupa memakai masker di situasi rawan, seperti di dalam ruangan dengan ventilasi yang buruk.