TRIBUNNEWS.COM - Arcturus merupakan subvarian baru dari virus Covid-19 yakni versi XBB.1.16.
Varian Arcturus sangat mirip dengan Kraken XBB.1.5 yang dominan di Amerika Serikat dan merupakan virus Covid paling menular.
XBB.1.16 juga telah ditambahkan ke daftar varian baru Covid-19 oleh WHO dan terus dipantau mulai 22 Maret 2023.
Dikutip dari laman Universitas Indonesia, subvarian Arcturus baru-baru ini ditemukan di India dan telah menyebar ke sejumlah negara.
Meski demikian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan bahwa hingga saat ini subvarian Arcturus belum terdeteksi di Indonesia.
Namun masyarakat diimbau untuk tetap menjaga protokol kesehatan agar dapat mencegah terinfeksi virus Covid-19.
Baca juga: Bahaya Covid-19 Varian Arcturus atau XBB.1.16, Sudah Menyebar di 22 Negara
Berikut sejumlah negara yang ditemukan adanya infeksi varian Arcturus:
Daftar Negara yang Terinfeksi Virus Arcturus
Dikutip dari laman Fortune, varian Arcturus teridentifikasi pertama kali di India.
Namun setelah itu, infeksi varian Arcturus mulai ditemukan di beberapa wilayah negara Amerika Serikat, di antaranya:
- California
- New Jersey
- Virginia
- Texas
- Washington
- New York
- Illinois
- Minnesota
- Georgia
- Florida
- Pennsylvania
- Ohio
- Nevada
- Indiana
- Carolina Utara
- Louisiana
- Delaware
Baca juga: Gejala Covid-19 Varian Arcturus yang Perlu Diwaspadai, Berikut Cara Penyebarannya
Selain itu, varian Arcturus juga ditemukan di Nebraska, Missouri, dan Michigan.
Setelah dari Amerika serikat, Arcturus juga diidentifikasi di sejumlah negara berikut ini:
- Singapura
- Australia
- Inggris
- Jepang
- Israel
- Kanada
- Malaysia
- Denmark
- Selandia Baru
- Jerman
- Korea Selatan
- Spanyol
- Belanda
- Thailand
- Swedia
- Afrika Selatan
- Italia
- Cina.
Baca juga: Mengenal Covid-19 Varian Arcturus, Varian Omicron yang Paling Menular di AS
Seputar Varian XBB.1.16 atau Arcturus di Indonesia
Menurut Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Iwan Ariawan, menjelaskan bahwa Arcturus atau XBB 1.16 ini merupakan sub varian baru dari Omicron yang penularannya cepat.
Namun gejala yang ditimbulkan tidak terlalu berat dan tingkat fatalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan varian sebelumnya seperti Delta.
Dari analisis kematian yang diakibatkan Covid-19, didapatkan bahwa seseorang yang sudah divaksin memiliki risiko kematian yang jauh lebih kecil terutama pada lansia.
Seperti dijelaskan sebelumnya, hingga saat ini varian Arcturus belum ditemukan di Indonesia.
Oleh sebab itu, Iwan mengimbau pada masyarakat Indonesia untuk tidak panik terhadap varian Arcturus.
“Dari hasil survei serologi yang sudah dilakukan Kemenkes RI dan FKM UI pada Januari 2023 didapatkan hasil bahwa hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19 baik dari infeksi maupun vaksinasi,” ujar dr. Iwan.
Dengan jenis vaksin Covid-19 yang tersedia di Indonesia, menurut dr. Iwan dapat menangkal subvarian baru Arcturus, karena variannya masih sama, yaitu Omicron.
Vaksin-vaksin yang ada di Indonesia sudah terbukti efektif untuk menghadapi varian Omicron dalam mencegah terjadinya sakit berat dan kematian.
Selain itu, Iwan juga menyampaikan bahwa pencegahan terbaik lainnya adalah tetap menerapkan protokol kesehatan dan harus memperhatikan kembali tempat di mana risiko penularan yang tinggi dan siapa saja yang berisiko sakit berat.
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)