Keluarga varian XBB.1.16 adalah kelompok besar berikutnya setelah varian Kraken, catatnya.
Ketika sampai pada pandemi, dunia saat ini berada dalam "zaman rekombinan", yakni varian yang sudah ada bergabung satu sama lain untuk berpotensi mendatangkan lebih banyak malapetaka, ujar Ryan Gregory, seorang profesor biologi di University of Guelph di Ontario, Kanada, kepada Fortune.
XBB.1.16 adalah rekombinan dari dua keturunan BA.2 yang disebut "stealth Omicron".
Sebuah studi pracetak dari para ilmuwan di Universitas Tokyo menunjukkan XBB.1.16 menyebar sekitar 1,17 hingga 1,27 kali lebih efisien daripada kerabat XBB.1 dan XBB.1.5, juga dikenal sebagai "Kraken," yang saat ini mendominasi kasus AS.
Peningkatan kemampuan XBB.1.16 untuk melampaui varian lain menunjukkan bahwa varian itu akan menyebar ke seluruh dunia dalam waktu dekat, tulis para peneliti.
Mereka menambahkan bahwa varian tersebut "sangat resisten" terhadap antibodi dari berbagai varian COVID, termasuk "stealth Omicron" BA.2 dan BA.5, yang melonjak secara global musim panas lalu.
Hal ini berarti kasus dapat meningkat lagi, bahkan di daerah yang baru-baru ini mengalami peningkatan infeksi Covid-19, terutama jika infeksi tersebut berasal dari BA.2, BA.5, atau turunannya.
Namun, varian baru mungkin tidak selalu menimbulkan “gelombang” kasus lagi.
XBB.1.16 yang paling menular sejauh ini
WHO menyatakan XBB.1.16 sebagai “varian dalam pemantauan” pada akhir Maret.
XBB.1.16 adalah varian yang paling menular, ungkap Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis COVID-19 untuk WHO, mengatakan pada konferensi pers 31 Maret.
Mutasi tambahan pada protein lonjakan virus, yang menempel dan menginfeksi sel manusia, berpotensi lebih mudah menginfeksi dan bahkan menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Untuk alasan ini, dan karena meningkatnya kasus di Timur, XBB.1.16 dianggap sebagai varian “yang harus diperhatikan,” kata Van Kerkhove saat itu.
Rawat inap dan kematian akibat COVID sejauh ini belum meningkat di India, meskipun keduanya disebut sebagai “indikator tertinggal”.