Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Varian XBB.1.16 yang dijuluki "Arcturus" saat ini tengah menjadi perhatian.
Selain memicu lonjakan kasus baru di India, subvarian Arcturus disebut rentan menginfeksi anak-anak.
Baca juga: Selain Batuk Pilek, Pakar Ungkap Gejala Khas dari Subvarian Arcturus, Mata Merah dan Gatal
Karena kasus Arcturus yang ditemukan di India dan negara berkembang lainnya kebanyakan anak-anak.
Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman pun jelaskan kenapa subvarian tampak rentan menyerang anak-anak.
"Fenomena kasus ada di India misalnya, terkesan menyerang lebih banyak anak. Sebetulnya bukan karena menyerang anak (saja). Tapi karena anak masuk dalam kategori berisiko," ungkap Dicky pada keterangan yang diterima Tribunnews, Sabtu (15/4/2023).
Sehingga, subvarian Arcturus tidak hanya berisiko menginfeksi anak-anak saja.
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 94 95 96 97 Kurikulum Merdeka, Uji Kompetensi Bab 3 - Halaman all
20 Latihan Soal IPAS Kelas 4 SD BAB 4 Kurikulum Merdeka serta Kunci Jawaban, Perubahan Bentuk Energi
Baca juga: Subvarian Arcturus Bisa Bahayakan Kelompok Berisiko, Pakar Ingatkan Terapkan Prokes
Tapi juga berisiko menginfeksi kelompok sangat rawan di tengah masyarakat.
"Yaitu dari kondisi tubuh, lanjut usia, komorbid, anak di bawah lima tahun, atau ibu hamil, itu risiko proporsional ke situ," paparnya lagi.
Kemudian kelompok yang berisiko bisa dari sisi pekerjaan dan tenaga kesehatan karena sering bertemu banyak orang di publik.
Selain itu kata Dicky, kondisi anak di India juga punya permasalahan gizi dan masalah infeksi pernapasan juga meningkatkan risiko terinfeksi.
"Artinya pada kondisi anak di india, umumnya punya masalah gizi dan infeksi pernapasan. Belum lagi polusi udara, nah ini berkontribusi pada semakin buruknya kondisi anak-anak di India," urai Dicky.
Sehingga ketika ada varian yang efektif seperti subvarian Arcturus, maka dapat menimbulkan gejala lebih terlihat jelas.
"Jadi seperti itu. Ini yang tercatat di india. Dan cara penularannya ya sama, mirip sama dengan subvarian omicron lain," kata Dicky lagi.