Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Selama beberapa minggu terakhir kasus Covid-19 jenis varian baru kembali melanda China, dengan prediksi puncak gelombang mencapai 65 juta kasus infeksi pada Juni 2023.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) Kota Beijing menyebutkan lonjakan penularan kasus Covid-19 mulai terjadi setelah varian baru virus corona, XBB muncul pada April kemarin.
Baca juga: Status Virus Corona di Jepang Masuk Kategori 5, Dianggap Sama Seperti Sakit Flu Biasa
Dari periode 1 – 30 April CDC mencatat setidaknya sudah ada 2,1 juta orang di China yang terjangkit kasus Covid-19 secara nasional, sementara 2.217 dinyatakan meninggal dunia usai terinfeksi Covid varian XBB yang menyerang sistem pernapasan manusia.
Kendati sempat melonjak namun pada awal Mei lalu, gelombang kasus Covid-19 susulan berhasil diantisipasi CDC dengan menerapkan sejumlah pengetatan. Seperti pemberian vaksin tambahan bagi orang tua dan orang dengan penyakit yang mendasar.
Baca juga: Infeksi dan Kematian Karena Corona di Jepang Mulai Naik Lagi
Akan tetapi memasuki pekan kedua tepatnya pada 15-21 Mei 2023 lonjakan kasus Covid varian XBB kembali melonjak tajam, hingga 25.544 penduduk Beijing dinyatakan positif kasus Covid-19 hanya dalam kurun waktu lima hari. Meningkat empat kali lipat bila dibandingkan dengan periode 24-30 April 2023.
Jumlah ini diperkirakan pecah rekor hingga tembus mencapai 65 juta infeksi baru hanya dalam sepekan ke depan, tepatnya pada awal Juni 2023, seperti yang dikutip dari Caixin Global.
Kendati puncak infeksi Covid diprediksi melonjak pada Juni mendatang, namun pemerintah China menegaskan bahwa pihaknya tak akan lagi mengambil langkah ekstrem dengan melakukan pembatasan wilayah serta menutup sejumlah wilayah perbatasan.
Sebagai gantinya, pemerintah menjelaskan sejumlah pakar mulai mempercepat perilisan dua vaksin Covid buatan dalam negeri yang diklaim dapat mengatasi strain penyebaran Covid termasuk varian XBB.
Baca juga: Seperempat Pegawai Balai Kota Tsuro Yamanashi Jepang Terinfeksi Corona
“Dua jenis vaksin COVID-19 untuk melawan varian XBB telah disetujui oleh otoritas setempat, sedangkan tiga atau empat jenis lainnya menyusul. Dengan demikian China akan menjadi yang terdepan dalam pengembangan vaksin yang lebih efektif," kata Prof Zhong Nanshan, pakar pernapasan di China.