News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kasus Covid-19 di Malaysia dan Singapura Melonjak, Masyarakat Indonesia Diimbau Kembali Pakai Masker

Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Kemenkes menyarankan masyarakat dapat kembali memakai masker dan mencuci tangan untuk mencegah penularan Covid-19.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus Covid-19 menjelang akhir 2023 mengalami lonjakan di Malaysia dan Singapura.

Tercatat, selama periode 19-25 November 2023, jumlah kasus Covid-19 di Singapura bertambah dari 10.726 menjadi 22.094 kasus.

Sebagian besar kasus Covid-19 yang terdeteks disebabkan oleh varian EG.5 dan sub-rangkaiannya HK.3. K

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Singapura atau MOH mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 di negaranya dipicu oleh perjalanan akhir tahun dan berkurangnya kekebalan tubuh penduduk.

Baca juga: Presiden Filipina Marcos Jr Positif Covid-19, Batalkan Kunjungan dan Jalani Isolasi selama 5 Hari

Kemudian untuk kasus Covid-19 di Malaysia mengalami peningkatan sebesar 57,3 persen.

Hal tersebut didasarkan pada 3.626 kasus yang telah dilaporkan selama pekan epidemiologi ke-47 pada 19-25 November 2023.

Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Muhammad Radzi Abu Hassan mengatakan, kasus Covid-19 di negaranya mencapai lebih dari 1.000 kasus per minggu.

"Delapan klaster Covid-19 aktif telah dilaporkan dengan total 121 kasus. Jumlah kumulatif klaster yang dilaporkan hingga ME47/2023 adalah 7.248 klaster," kata Hassan.

Mayoritas dari laporan kasus Covid-19 berasal dari klaster yang melibatkan sektor pendidikan.

Kasus Covid-19 di DKI Jakarta Naik

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama mengatakan, kasus covid-19 di Jakarta terdapat kenaikan sedikit, tetapi nyaris terkendali karena mayoritas kasus hanya bergejala ringan.

"Ada sedikit kenaikan kasus Covid-19 di DKI Jakarta, tapi sangat terkendali dan 95 persen bergejala ringan dan OTG," ujar Ngabila kepada wartawan di Jakarta, Selasa (5/12/2023).

Ia juga melaporkan bahwa tidak ada kenaikan angka perawatan rumah sakit.

"Lonjakan kasus Covid-19 di DKI jakarta terjadi terakhir pada Mei-Juni 2023," tutur nya.

Ngabila menjelaskan,sejak Juni 2023 Indonesia telah masuk fase endemi Covid-19.

Lonjakan kasus Covid-19 dapat terjadi setiap 6 bulan sekali polanya seperti ISPA terutama terjadi lonjakan saat pancaroba dan musim penghujan.

Gunakan Masker dan Vaksinasi

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat untuk menjalankan perlindungan ganda.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan mendapatkan vaksinasi dan menjalankan protokol kesehatan (prokes).

"Kami juga melihat ada kenaikan, cuma kan memang bagusnya, kita masih ada vaksinasi. Kalau itu divaksin, kita seharusnya bisa bagus," ujar Budi dalam keterangannya.

Terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan maksud prokes yang dikatakan Budi saat merespons lonjakan kasus Covid-19 di Singapura dan Malaysia.

Ia mengatakan, masyarakat dapat kembali memakai masker dan mencuci tangan untuk mencegah penularan Covid-19.

Selanjutnya, apabila merasakan ada gejala Covid-19 bisa segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Pihaknya juga meminta masyarakat untuk melakukan isolasi mandiri apabila tertular Covid-19.

Kemudian, yang tidak kalah pentingnya, masyarakat juga diimbau untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 jika belum lengkap.

"Bila tidak urgent, menunda perjalanan ke negara-negara yang melaporkan adanya lonjakan kasus," jelas Nadia.

Nadia menerangkan, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan karena varian baru.

Baca juga: INFOGRAFIS: Waspada! Jumlah Kasus Covid-19 di Singapura dan Malaysia Meningkat Drastis

Varian yang saat ini mendominasi di Indonesia, lanjut Nadia, adalah varian Eris atau EG.5 dan EG.2.

"Kasus Covid-19 naik karena ada varian baru. Itu fenomena yang memang terjadi," jelasnya.

Ia membeberkan, telah terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 10-20 kasus dalam seminggu.

Bahkan, pada pekan lalu, jumlah Covid-19 mencapai 267 kasus per minggunya.

"Varian yang dominan juga saat ini EG.5 dan EG.2 di Indonesia. Sama seperti di Singapura," jelas Nadia.

Semua Negara Berpotensi Naik

Pakar Ahli kesehatan masyarakat sekaligus Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan, setiap negara punya potensi lonjakan kasus Covid-19, tidak hanya Singapura dan Malaysia.

"Setelah masa pandemi, tiap negara punya potensi atau lonjakan masing-masing," ungkap Dicky pada Tribunnews.

Menurutnya, meski status Covid-19 di Indonesia berganti menjadi endemi, tapi bisa saja akan ada lonjakan kasus atau kejadian luar biasa (KLB) karena imunitas di masyarakat menurun atau ada varian baru.

"Selain ada sub varian baru, kekebalan imunitas menurun baik. Kemudian banyak anak-anak bawah lima tahun belum memiliki imunitas," jelas Dicky lagi.

Meski begitu, lonjakan ini tidak berpotensi menyebabkan kematian seperti saat pandemi.

"Namun tentu saja berbeda dengan sebelumnya, lonjakan kasus akan sedikit berpotensi menyebabkan kematian," kata Dicky.

Hanya saja, potensi peningkatan rawatan rumah sakit bisa meningkat, sehingga pemerintah perlu menggencarkan peningkatan imunitas masyarakat.

Dimulai dengan melaksanakan program vaksinasi, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dan menjaga sirkulasi udara tetap baik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini