Meski dini hari ternyata suasana di Jabal Nur sangat ramai dengan para peziarah yang memiliki niat yang sama mendaki saat cuaca tidak panas.
Pendakian pertama langsung disambut dengan tebing curam hingga membuat otot-otot di betis dan kaki terasa pegal.
Nafas pun mulai tersengal saat menyelesaikan pendakian pertama, beruntung di sepanjang jalur pendakian disediakan tempat istirahat semacam check point.
Ada enam pos check point hingga puncak Jabal Nur.
Pada pos check point keempat terdengar suara adzan subuh, kami pun berhenti sejenak untuk menunaikan salat subuh di atas bebatuan dan berdoa dengan menghadap langsung ke langit.
Dari tempat ini pemandangannya sangat bagus.
Kota Makkah dengan rumah-rumah penduduknya tampak terlihat dihiasi dengan lampu-lampu.
Yang menakjubkan, kita bisa menyaksikan Zamzam Tower berdiri kokoh sebagai penanda letak Kakbah ada disitu.
Perjalanan kemudian dilanjutkan lagi, disarankan peziarah yang akan mendaki Jabal Nur membawa perlengkapan air sebab pendakian ini menguras tenaga dan cepat haus serta berisiko dehidrasi.
Meski lelah ketika tiba di puncak Jabal Nur, lelah terobati dengan pemandangan indah dari puncak Jabal Nur.
Kemudian turun ke bawah lagi untuk bisa sampai ke Gua Hira.
Tidak mudah untuk bisa sampai ke Gua Hira, sebab ada ratusan peziarah yang berebut ingin masuk ke Gua Hira.
Ternyata mereka ingin merasakan seperti yang dirasakan Rasulullah berdiam di dalam gua, para peziarah ini melantunkan doa-doa dan ada juga yang menunaikan salat meski harus dikerjakan dengan badan menunduk karena sempitnya ruangan di dalam Gua Hira.