Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - “Iqra’ Bismi Robbikalladzi Kholaq, kholaqol Insana min alaq” itulah sepenggal ayat dari surat Al-Alaq ditulis denggan tulisan Arab di atas batu tepat di atas Gua Hira di Jabal Nur.
Jangan membayangkan gua tersebut adalah gua yang besar dan lebar.
Gua Hira hanya seukuran 2 meter dan ketika masuk ke dalam gua hanya cukup untuk menampung dua orang.
Di dalam gua sempit itulah dikisahkan Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama Alquran dari Allah SWT melalui perantara Malaikat Jibril.
Baca: Berat Barang Bawaan Jemaah Haji di Kabin Pesawat Mendapat Keringanan
Baca: Dipakai Setahun Sekali, Sejumlah Hotel di Makkah Tutup Usai Musim Haji
Baca: Sekjen Kemenag Usulkan Tambahan Konsultan Ibadah Perempuan Pada Musim Haji Tahun Depan
Baca: Banyak Negara Puji Penyelenggaraan Haji Indonesia Yang Terbaik, Ternyata Ini Rahasianya
Surat Al-Alaq sebagaimana diketahui adalah surat pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW setelah beliau diangkat menjadi Rasulullah.
Di tempat ini pula Rasulullah berkontemplasi sebelum menerima wahyu dari Allah SWT.
Gua Hira juga menjadi saksi kesetiaan istri Rasulullah, Siti Khodijah yang memberikan ketenangan dengan menyelimuti Rasulullah.
Dibutuhkan usaha ekstra untuk bisa sampai ke Gua Hira.
Peziarah harus mendaki Jabal Nur atau Gunung Nur yang tanjakannya sangat curam dan cukup tinggi, melewati 600 anak tangga.
Pendakian cukup melelahkan karena harus mencapai hingga puncak yang tingginya kira-kira 281 meter dengan panjang pendakian sekitar 645 meter.
Senin (26/8/2019) dini hari, tim Media Center Haji 2019 mendaki Jabal Nur.
Keberangkatan sengaja dimulai dini hari untuk menghindari cuaca panas.
Pukul 03.00 dini hari Waktu Arab Saudi kami sudah berada tepat di jalur pendakian pertama di kaki Jabal Nur.
Meski dini hari ternyata suasana di Jabal Nur sangat ramai dengan para peziarah yang memiliki niat yang sama mendaki saat cuaca tidak panas.
Pendakian pertama langsung disambut dengan tebing curam hingga membuat otot-otot di betis dan kaki terasa pegal.
Nafas pun mulai tersengal saat menyelesaikan pendakian pertama, beruntung di sepanjang jalur pendakian disediakan tempat istirahat semacam check point.
Ada enam pos check point hingga puncak Jabal Nur.
Pada pos check point keempat terdengar suara adzan subuh, kami pun berhenti sejenak untuk menunaikan salat subuh di atas bebatuan dan berdoa dengan menghadap langsung ke langit.
Dari tempat ini pemandangannya sangat bagus.
Kota Makkah dengan rumah-rumah penduduknya tampak terlihat dihiasi dengan lampu-lampu.
Yang menakjubkan, kita bisa menyaksikan Zamzam Tower berdiri kokoh sebagai penanda letak Kakbah ada disitu.
Perjalanan kemudian dilanjutkan lagi, disarankan peziarah yang akan mendaki Jabal Nur membawa perlengkapan air sebab pendakian ini menguras tenaga dan cepat haus serta berisiko dehidrasi.
Meski lelah ketika tiba di puncak Jabal Nur, lelah terobati dengan pemandangan indah dari puncak Jabal Nur.
Kemudian turun ke bawah lagi untuk bisa sampai ke Gua Hira.
Tidak mudah untuk bisa sampai ke Gua Hira, sebab ada ratusan peziarah yang berebut ingin masuk ke Gua Hira.
Ternyata mereka ingin merasakan seperti yang dirasakan Rasulullah berdiam di dalam gua, para peziarah ini melantunkan doa-doa dan ada juga yang menunaikan salat meski harus dikerjakan dengan badan menunduk karena sempitnya ruangan di dalam Gua Hira.