Jemaah calon haji Indonesia biasa berziarah ke pemakaman Al Ma'la, setelah salat lima waktu di Masjidil Haram.
Waktu terbanyak biasanya selepas salat Subuh atau Ashar.
Sebagaimana pemakaman di Arab Saudi, pemakaman di Ma'la hanya berupa tanah tanpa bangunan apapun.
Dulunya, makam di Arab Saudi, terutama makam tokoh berpengaruh, juga berupa bangunan-bangunan monumental.
Makam Siti Khadijah misalnya, dulu di bawah sebuah kubah besar.
Tapi sejak 1925, bangunan-bangunan ini dihancurkan dan tak boleh lagi ada makam berhias ornamen atau monumen penanda.
Baca juga: Pemerintah Terjunkan TNI dan Polri Bantu Pengamanan Jemaah Haji di Masjidil Haram
Satu-satunya penanda makam, adalah tumpukan batu, bahkan tak ada tulisan sekedar penanda makam siapa.
Nah, di sinilah 'keistimewaan' Mbah Moen.
Tak hanya jadi salah satu makam yang paling ramai diziarahi, di Tanah Suci sekalipun, makamnya diistimewakan.
Di antara makam lain, hanya makam Mbah Moen, yang punya tulisan di batunya.
'KH Maimun Zuber' dalam tinta hitam, dengan tulisan yang tak terlalu rapi, tertera di atas batu.
Entah pula siapa yang menulis.