Ia hanya bisa duduk di pelataran Masjid Nabawi karena kedua kakinya sakit.
Kelompok 1 A tim MCH sempat berupaya untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris termasuk menggunakan aplikasi tapi gagal.
Pasalnya bahasa persia Afghanistan tidak tercakup dalam aplikasi sehingga sulit.
Kendalanya adalah wartawan kesulitan berkomunikasi lantaran perbedaan bahasa.
"Ketika kami datangi kami sulit berkomunikasi dengan lansia tersebut sebab dia tidak bisa berbahasa Inggris. Akhirnya kami cek kartunya dengan Google Lens. Dan ternyata dari Afghanistan," tutur Hikmah, salah satu anggota MCH.
Kendala bahasa membuat tim MCH sulit menolong lansia Afghanistan tersebut.
Setelah cukup lama mencari solusi dan waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 WAS, akhinya tim MCH berkomunikasi dengan tim Sektor Khusus Petugas Haji di Masjid Nabawi dan mendatangi unit Emergeny for Hajj and Umroh yang berada di pintu 222.
"Jadi kami antarkan ke seksi tersebut lantaran jam sudah menunjukkan jam 12 malam," ujarnya.
Namun setelah hampir dua jam berjuang, tim MCH pun menyerahkan ke petugas layanan informasi haji dan umrah di pos samping pintu 333 Masjid Nabawi.
Baca juga: Ini Tanda Petugas Haji Indonesia Siap Bantu Jemaah Haji di Arab Saudi
Matanya berkaca-kaca, rasa bahagia penuh haru tampak menghiasi wajah wanita Afghanistan ini seraya berulangkali menyampaikan rasa terimakasih dengan isyarat tangan.
Butiran bening tampak mengalir di kelopok wanita tersebut usai mendapat bantuan dari Tim Media Center.
Hikmah menuturkan sepanjang menyisir Masjid Nabawi pihaknya juga kerap disetop warga asing yang menanyakan arah menuju raudhah atau tempat lainnya.
"Meski terkendala bahasa mereka tidak segan-segan bertanya," ujarnya.
Tim MCH juga menemukan sebanyak dua jamaah lansia wanita lupa arah pulang di pintu 33 Masjid Nabawi.