Dalam simulasi ditunjukan kartu nusuk jemaah dipindai atau discan oleh petugas dari Mahsraiq lalu masuk bus.
Setelah bus terisi jemaah dengan kartu nusuk yang terscan, maka selamnjutnya dilakukan penyegelan bus dengan stiker barcode.
Segel akan dibuka di Arafah. Jika segel terbuka sebelum waktunya maka, penumpang tak boleh turun di Arafah.
Menag juga menjelaskan jika saat simulasi identifikasi dengan cara scan, ini ada beberapa durasi.
"Ada yang dua detik ada 3 detik ada juga yang sampai dalam 5 detik nah jadi ini yang sudah kita simulasikan agar pemenuhan bis itu bisa tepat waktu waktu yang dianggarkan itu bisa terpenuhi sehingga tidak terjadi akumulasi keterlambatan," kata Menag.
Menag yang didampingi Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, Sekjen Kemenag M Ali Ramdhani, Irjen Kemenag Faisal, dan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief ini mengatakan pihaknya akan melakukan semua upaya terbaik demi memenuhi hak jemaah haji Indonesia.
Kalaupun pihak Mashariq menjanjikan ada cadanhgan sebanyak 5 persen, antisipasid dan koordinasi adalah kunci.
Ia pun menyadari jika rapat bersama DPR RI ini ini untuk mencari perbaikan dan kesempurnaan pelayanan pemerintah terhadapproses haji di Armuzna terutama, banyak masukan timwas.
Sementara dari Timwas DPR, hadir pimpinan DPR Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan jika pihaknya menemukan beberapa catatan untuk perbaikan pelayanan saat puncak haji.
"Kami dari Timwas sudah melakukan tugas 2 hari ini. Sampel kami diambil pemondokan, konsumsi, kesehatan dan transportasi yang potret ini diambil di Makkah," katanya.
Potret atau temuan di Makkah ini akan dibawa Timwas ke Kemenag yaitu di Armuzna, sehingga temuan di Makkah yang sudah bagus akan diterapkan di sana, apa yang kurang dieliminir di Armuzna.
Pihaknya menyadari jika sudah menyerahkan kepada Kemenag untuk bagaimana prosesi di Arafah Muzdalifah dan Mina untuk berjalan lancar.
"Termasuk smart card, kan itu tidak mudah, maka kami sudah dengar rencana langkah darurat," kata Lodewijk.