Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo, dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hati-hati bagi kita yang berada di Jepang. Ketahuan selingkuhan, kalau tidak mau terbongkar harus mau menerima pil pahit, kena peras yakuza 100 juta yen. Namun kalau cuma foto telanjang putri anda, maka tarifnya sekitar lima juta yen. Sekali kita memberikan uang pemerasan itu akan berlanjut terus.
Hal ini dialami Tatsunori Hara, 55, yang menyeleweng tahun 1988 tetapi kena peras Yakuza bulan Agustus 2006 dan membayar 100 juta yen ke Yakuza di sebuah hotel di Kumamoto, supaya selingkuhan dengan wanita lain tak terbongkar ke masyarakat.
Hara sebenarnya sempat datang ke polisi tahun 2009, tetapi tampaknya tidak mengajukan tuntutan ke pemerasnya karena salah satu pemerasnya, anggota yakuza, meninggal dalam kecelakaan tahun 2007, setahun setelah menerima uang 100 juta yen tersebut.
Hara yang merupakan Manager Yomiuri Giants, klub baseball Jepang yang terkenal itu, mengakui melakukan penyelewengan dengan wanita lain tahun 1988, tetapi pihak Yomiuri dalam konperensi pers 20 Juni tahun lalu, tidak mengakui kalau ada uang yang diberikan ke pihak yakuza.
Menurut keterangan yang dihimpun TRIBUNnews.com, dua orang anggota yakuza menghubungi Hara di hotelnya akhir Agustus 2006 saat Giants melakukan kunjungan ke Kumamoto. Hara tidak tahu dan tidak mengenal kedua orang tersebut yang mendadak menegor dan meminta uang 100 juta yen kalau tidak mau terbongkar perselingkuhannya dengan wanita lain tahun 1988. Bukti kuat adalah buku harian wanita selingkuhan tersebut dipegang pihak yakuza.
KPU Sabu Raijua Klarifikasi Dokumen Krisman Riwu Kore yang Tersebar di Media Sosial - Pos-kupang.com
Soal BAB 4 Matematika Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Beserta Kunci Jawaban, Pengukuran Luas dan Volume
Keesokan harinya seorang suruhan Hara menemui kedua yakuza dan memberikan uang 100 juta yen. Lalu buku harian diserahkan dan telah dihancurkan oleh pihak pihak Hara.
Setahun kemudian salah seorang penerima uang meninggal pada kecelakaan di Otaru Hokkaido, September 2007. Namun April 2009 kasus ini masih berlanjut, seorang pimpinan yakuza dari anggota yang meninggal kecelakaan itu, menghubungi pihak Yomiuri Giants dan meminta balik buku harian wanita selingkuhan tersebut,
“Itu milik kami dan seharusnya dikembalikan kepada kami, kalau tidak kami bom balian.” bentak bos yakuza tersebut. Pihak Yomiuri Giants melaporkan ke polisi dan akhirnya menangkap bois yakuza dengan tuduhan mengganggu operasi kerja Yomiuri Giants.
Sang bos yakuza diputuskan bersalah di pengadilan Tokyo dan masuk penjara.
Hara meminta maaf kepada semua fansnya dan mengakui perselingkuhan yang dilakukan serta menyesal atas apa yang dilakukan.
Pengacara terkenal, Hideki Mochida, menekankan, “Kasus ini sebenarnya bukan menyangkut si penerima adalah yakuza atau bukan, tetapi masalahnya justru kepada tanggapan yang dibuat, dilakukan oleh seseorang, atas permintaan yang tidak wajar. Oleh karena itu solusi yang harus dilakukan sebenarnya adalah menolak permintaan tersebut sejak awal mula, tidak usah ditanggapi.”
Apabila korban memberikan uang pemerasan kepada yakuza, pasti mereka akan memeras terus-menerus, “Seharusnya pihak Giants langsung melaporkan kepada polisi kasus tersebut guna menghindarkan kasus yang sama berulang kembali.”
Pihak kepolisian yang mengetahui kasus tersebut mengatakan Hara tidak memasukan komplainnya ke pihak polisi, sedangkan pihak Giants mengatakan, tidak memasukan komplain karena pihak pemeras telah meninggal dunia.
Yang pasti satu orang pemeras lagi yang berbicara dengan pihak koran Asahi mengatakan bahwa dirinya tetap sebagai anggota yakuza hingga 1998 kemudian dikeluarkan karena ada masalah keuangan pada dirinya.
Kasus ini terbongkar ke masyarakat setelah majalah Shukan Bunshun edisi 21 Juni 2012 memuat rincian semua hal tersebut.
Satu patokan tarif pemerasan yakuza, perselingkuhan bagi pemain olahraga terkenal ternyata mencapai angka 100 juta yen. Lalu pemerasan kepada politisi terkenal berapa ratus juta yen ya? (*)