News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Di Balik Organisasi Kejahatan Yakuza

Pengusaha di Jepang Bersatu Lawan Kekuatan Yakuza

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pengusaha di Jepang bersatu melawan yakuza.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Seiring penerbitan ketentuan anti-yakuza yang semakin menyempitkan ruang gerak organisasi sindikat kejahatan Jepang ini, para pengusaha di Jepang pun bersatu untuk mendukung usaha polisi tersebut. Misalnya empat asosiasi perusahaan Jepang,  Federasi Asosiasi Usaha Kecil, Tokyo, Federasi Kamar Dagang dan Industri, Tokyo, Federasi Perdagangan dan Industri, Tokyo dan Asosiasi Dana Promosi Distrik Perbelanjaan Tokyo, 24 Maret tahun lalu, bersatu menjauhi Yakuza (Foto).

Mereka nyata-nyata berjanji tidak akan mendekat, tidak akan menyentuh, tidak akan takut, tidak akan memberikan uang, tidak akan melayani organisasi kejahatan apa pun di Jepang. Hal ini juga dilakukan kalangan pengusaha di Fukuoka akhir tahun lalu yang mengakibatkan kekerasan dilakukan yakuza di sana. Merasa tersendiri dengan stiker atau label anti yakuza yang dipasang di toko-toko di Fukuoka, para anggota yakuza merusak beberapa toko yang ada di sana. Demikian laporan yang diturunkan Tribunnews.com dari Tokyo, Jepang, Jumat (18/1/2013).

Lalu bagaimana cara mencari uang secara bisnis oleh organisasi yakuza di Jepang atau juga yang hengkang ke luar negeri, termasuk ke Indonesia? Bagaimana mengetahui karakter mereka tersebut agar mudah kita kenali?

Di Jepang ribuan perusahaan milik yakuza. Bahkan karyawan yang bekerja di perusahaan itu seringkali tak tahu kalau pemimpinnya seorang yakuza, ungkap Shukan Taishu Venus, 22 Februari tahun lalu.

Kelihatan seperti perusahaan biasa,namun di belakang layar sebenarnya perusahaan pencari uang untuk kelompok yakuza.

Untuk mengetahui jejak mereka, para anggota yakuza tersebut, selidikilah lewat internet siapa pemimpinnya, bagaimana rekam jejak perusahaan tersebut, apa yang dilakukan, bagaimana bisnisnya, dan sebagainya.

Apabila perusahaan sering berganti nama maka patut dicurigai. Demikian pula perusahaan yang menggunakan nama agak lain, memakai bahasa asing, bahasa Inggris misalnya, terlebih dengan sebutan konsultan, di Jepang biasanya kurang dipercaya kuat atau disangsikan, "Ini perusahaan benar gak sih?" begitulah pertanyaan banyak orang.

Para anggota yakuza berusaha untuk meyakinan masyarakat dengan pembentukan citra nama perusahaan yang baik. Penggunaan nama dengan bahasa Inggris seorang "keren" bagus, supaya orang percaya.

Demikian pula kepopuleran (popularity) menjadi target yakuza. Apabila populer, mudah bergerak mudah cari uang dan berharap semakin dipercaya. Demikian pula pimpinannya ganteng, penampilan baik, seorang memiliki uang, kaya raya. Pola penampilan yang baik dan keren itulah sebagai strategi untuk menarik kepercayaan orang banyak.

Perusahaan yakuza juga memiliki karakter sulit mencapai jenjang lebih tinggi. Biasanya kalau sudah mencapai tingkat agak senior, sulit untuk melangkah lebih atas lagi, apalagi tingkat direktur karena biasanya diisi oleh "keluarga" atau anggota kelompok yang sama sebagai barisan "pelindung" atas pimpinannya.

Ingat kembali, kelompok yakuza adalah kelompok satu keluarga besar yang solid dan saling melindungi. Walaupun bukan dari satu titik darah yang sama, tetapi solidarisme mereka sangat kuat untuk saling melindungi satu sama lain. Bahan kalau perlu sampai meninggal pun dilakukan.

Dengan demikian karakter perusahaan yakuza dapat dicermati melalui jenis perusahannya. Model konsultan, property, kontraktor, dan berbagai jenis perusahaan jasa lain.

Apalagi di Indonesia dengan mudah bisa membuat perusahaan, mungkin perlu diselidiki siapa di belakangnya. Siapa tahu anggota yakuza di belakang perusahaan tersebut.

Seperti dituliskan di atas, penampilan yang keren dan ganteng, layaknya pengusaha profesional, justru mesti dicurigai, karena itulah cara yakuza mencoba mencari kepercayaan dengan cara yang penuh tata krama, halus, sopan santun, supaya dapat kepercayaan. Barulah kalau sudah "lengket" lama kelamaan kita baru menyadari kalau yang selama ini kita hormati itu ternyata seorang yakuza.

Memang, yakuza dari penampilan justru berbeda jauh dengan preman di Indonesia. Sulit untuk mengetahui yakuza atau tidak kalau kita tidak tahu budaya Jepang, kalau kita tak bisa berbahasa Jepang dengan fasih. Karena dari logat bicara dan cara bicara bahasa Jepang saja kita bisa mengetahui adanya kejanggalan atau tidak terhadap seorang anggota yakuza tersebut. Mereka sangat pandai sekali menyembunyikan dirinya. Jadi satu cara terbaik adalah dengan menguasai bahasa Jepang sampai sempurna, barulah kita dapat mengetahui dengan mudah siapa sebenarnya yang kita ajak bicara tersebut. Selain tentu karakter dan ciri seperti disebutkan di atas tadi.

INTERNASIONAL POPULER

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini