News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sabah Berdarah

Jamalul Kiram III, Sultan Sulu yang Terlilit Utang

Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jamalul Kiram III

Pada 1963, enam tahun setelah Malaysia merdeka, Sabah memilih bergabung dengan Malaysia yang baru saja merdeka.

Setelah Kesultanan Sulu ambruk, maka status sultan hanya merupakan gelar simbolik. Jamalul Kiram adalah sultan ke-33 dengan pengikut yang sebagian besar berada di wilayah selatan Filipina.

Terlilit Utang

Jamalul Kiram pernah mencalonkan diri menjadi senator pada 2007 dengan dukungan Presiden Gloria Macapagal Arroyo. Namun, upayanya gagal dan mengakibatkan keluarganya terlilit utang akibat biaya kampanye yang mahal.

Tahun lalu, Kiram didiagnosa menderita gagal ginjal dan menjalani terapi cuci darah. Akibatnya, keluarga Kiram kehabisan uang untuk membayar cicilan rumah mereka. Hampir saja keluarga sultan kehilangan rumahnya jika tak ada kawan yang membantu.

Kiram mengenang saat muda dia kerap berkunjung ke Sabah yang bisa ditempuh dalam waktu singkat menggunakan perahu motor dari Sulu dan Tawi-Tawi. Saat itu di Sabah sudah banyak warga Filipina yang merantau mencari pekerjaan di sana.

"Sabah sangat kaya. Saat saya di Sabah, saya merasa berada di rumah," kata Kiram.

Sebagai sultan, Kiram merasa bersalah karena kerajaannya yang lemah tak mampu memberikan kesejahteraan untuk rakyatnya yang terpaksa pergi ke negara lain untuk mencari kehidupan.

Itulah sebabnya, kata Kiram, dia mengizinkan adik laki-lakinya memimpin 200-an anak buahnya berlayar ke Lahad Datu, Sabah. Sebuah langkah yang memicu insiden berdarah selama hampir satu bulan terakhir ini.

Tak hanya itu, langkah Kesultanan Sulu itu memicu krisis keamanan terbesar antara Malaysia dan Filipina dalam beberapa dekade terakhir, yang sejauh ini sudah menewaskan setidaknya 60 orang dari kedua pihak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini