TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA), mengaku telah mendalangi kudeta Perdana Menteri Iran, Mohammad Mossadegh di bulan Agustus 1953.
Peran CIA dalam penggulingan Mossadegh, itu diketahui dari Arsip Keamanan Nasional AS yang diperoleh Universitas George Washington di bawah Undang-undang Kebebasan Informasi.
"Kudeta militer yang menggulingkan Mosadeq dan kabinet Front Nasional dilakukan di bawah arahan CIA sebagai tindakan kebijakan luar negeri AS," kata dokumen itu, seperti dikutip dari Channelnewsasia.com, Selasa (20/8/2013).
Penggulingan Mossadegh tak terlepas dari langkahnya yang akan menasionalisasi perusahaan minyak bumi Inggris, Anglo-Iranian Oil Company pendahulu BP saat ini.
Inggris saat itu meyakini kontrol atas minyak Iran sangat penting untuk menghidupkan kembali ekonomi mereka dari kehancuran pasca-Perang Dunia II.
Pemerintah AS yang saat itu dipimpin oleh Presiden Dwight Eisenhower menunjukan simpati lebih kepada Pemerintah Inggris dibandingkan Presiden sebelumnya.
Disaat itu perusahaan minyak bumi bersama Iran-Inggris itu, tengah dililit persoalan keuangan karena para pejabatnya yang korup.
Selain melihat betapa tingginya ketergantungan Inggris terhadap minyak, CIA melihat Uni Soviet yang saat itu terlibat perang dingin dengan AS, akan menyerang Iran, jika ketegangan antar kedua negara mencapai puncaknya.
Hal itu mau tidak mau akan mendorong militer Inggris mengerahkan kapal-kapal perang mereka.
Tangan kotor CIA dalam penggulingan Mossadegh sebelumnya pernah diutarakan oleh mantan Menteri Luar Negeri AS, Madeleine Albright, di tahun 2000, ketika Pemerintah AS saat itu berusaha memperbaiki hubungan mereka dengan Pemerintah Iran.
Presiden Barack Obama membuat pengakuan yang sama setelah menjabat di tahun 2009 dalam upaya rekonsiliasi lainnya dengan Iran. (channelnewsasia.com)