TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Anggota parlemen dari partai oposisi Thailand mengatakan akan mundur bersamaan menyusul maraknya unjuk rasa antipemerintah selama sepekan.
Unjuk rasa yang didukung oposisi mendesak Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mengundurkan diri karena menganggap dia dikendalikan abangnya, Thaksin Shinawatra yang kini mengasingkan diri di luar negeri.
Pemimpin unjuk rasa, Suthep Thauksuban -mantan wakil perdana menteri- sudah menolak seruan dialog dan kembali menyerukan aksi untuk menurunkan Yingluck, Senin 9 Desember 2013.
Perdana Menteri Yingluck sebelumnya menawarkan referendum untuk menyelesaikan kebuntuan politik. Dia juga mengatakan siap membubarkan parlemen dan menggelar pemilihan umum jika tercapai kesepakatan dengan para penentangnya.
Namun kubu oposisi mendesak Yingluck harus mundur dan diganti dengan Dewan Rakyat yang tidak dipilih lewat pemilihan umum. Sebanyak 153 anggota Partai Demokrat -yang merupakan partai poltik tertua di Thailand- akan mundur untuk menekankan tuntutannya.
"Kami memutuskan mundur sebagai anggota parlemen dan berpawai bersama rakyat Thailand untuk melawan rezim Thaksin," tutur seorang anggota Partai Demokrar, Sirichok Sopha dalam pitato TV.
Pemimpin demonstran anti-pemerintah Thailand, Suthep Thaugsuban, mengajak seluruh rakyat dari berbagai kalangan dan profesi untuk turun ke jalan melakukan unjuk rasa besar-besaran pada Senin (9/12). Demonstrasi akan dimulai pukul 09.30 waktu setempat.
Krisis terakhir di Thailand dipicu upaya pemerintah mengegolkan rancangan undang- undang yang membuka peluang Thaksin terbebas dari hukuman dan mendapat pengampunan. Thaksin kini berada dalam pelarian di Uni Emirat Arab.
Kelompok oposisi juga menuduh Yingluck selalu disetir Thaksin dalam menjalankan roda pemerintahannya. Oposisi juga menuduh pemerintahan Yingluck korup.
Dalam ketegangan terakhir, setidaknya 5 orang tewas dan 289 orang terluka selama sebulan huru-hara. Ketegangan sempat mereda pada Kamis lalu saat Raja Bhumibol Adulyadej merayakan hari ulang tahunnya yang ke-86.
Rangkaian demonstrasi sebulan terakhir ini dipimpin politisi dan mantan anggota parlemen Suthep Thaugsuban yang mendesak Yingluck dan pemerintahannya segera mengundurkan diri.
Wartawan Kompas, Elok Dyah Messwati, dari Bangkok, Sabtu (7/12), melaporkan, Suthep akan berjalan kaki long march dari Kompleks Pemerintah Thailand di Chaeng Watthana sepanjang hampir 20 kilometer menuju Gedung Parlemen di pusat kota Bangkok. Hal tersebut dikemukakan juru bicara The People's Democratic Reform Committee, Akanat Promphan, di Bangkok, kemarin.