TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Dengan meneteskan air mata, Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra, meminta kepada ribuan demonstran anti-pemerintah, menghentikan aksi mereka dan ikut serta dalam Pemilihan Umum (Pemilu) pada 2 Februari 2014 mendatang.
Yingluck mengatakan dia akan melanjutkan tugasnya sebagai Perdana Menteri hingga Pemilu digelar.
"Sekarang pemerintah telah membubarkan parlemen, saya meminta anda untuk berhenti memprotes dan bahwa semua pihak bekerja untuk menyukseskan Pemilu," ujar Yingluck kepada wartawan saat ia akan memulai rapat kabinet, Selasa (10/12/2013).
"Saya telah mundur ke titik di mana saya tidak tahu bagaimana saya bisa mundur lebih jauh," katanya.
Air mata terlihat mengalir dari matanya saat ia berbicara, dan dia dengan cepat berusaha menguasai dirinya.
Sebelumnya, pemimpin demonstran anti-pemerintah, Suthep Thaugsuban telah menolak pelaksanaan pemilihan umum, dan menyatakan akan membentuk sebuah pemerintah paralel yang akan menangguhkan sistem demokrasi di Thailand.
Dia mengeluarkan ultimatum kepada Yingluck dan kabinetnya mengundurkan diri dari pemerintah sementara.
Keluarga Thaksin dibenci oleh banyak orang di elite royalis dan kelas menengah Bangkok, namun dicintai di antara kelas pekerja dan masyarakat di kampung halaman mereka. (bangkok)