News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Di Balik Organisasi Kejahatan Yakuza

Cara Licik Anggota Yakuza Menipu Korbannya Lewat Telepon

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penipuan lewat telpon diperagakan kepolisian Jepang kepada masyarakat

Seorang mantan yakuza yang pernah menipu seorang nenek menjadi merasa bersalah karena ditanggapi nenek dengan baik sekali, "Kasihan sekali kamu datang khusus ke rumah saya jauh-jauh, mestinya saya siapkan makanan juga buatmu," begitulah ucapan sang nenek yang menyentuh hati seorang mantan anggota Yakuza yang menipu  sang nenek.
 
Para penipu di Fujian tersebut diharuskan membuat telepon kepada para korban sekitar 300 kali telepon per hari. Seorang mantan Yakuza yang pernah bekerja di sana menyatakan pernah dijanjikan dapat 30.000 yen per hari, tetapi kenyataan hanya dapat sekitar 1700 yen per hari. Bahkan harus makan dan merokok berbagi dengan teman sekerjanya.

Menurut sumber anggota yakuza tersebut, para pekerja masih muda-muda sekitar 30 tahunan bahkan ada pula yang 20 tahunan. Apabila berhasil mereka dapat 5 persen dari jumlah yang diperoleh. Bahkan ada yang pernah dapat lima juta yen dari hasil penipuannya selama tiga bulan. Artinya, dia telah menipu korban mengeluarkan uang 100 juta yen.

Seorang pekerja (penipu) Oleole Sagi tersebut mengakui menerima pekerjaan tersebut saat dia berada di Internet Cafe di Jepang, "Seperti permainan saja seperti game menipu orang ini dan saya menikmati sekali," paparnya.

Pengelola grup tersebut adalah orang China dan mereka pun tampaknya juga melakukan penipuan lewat telpon kepada orangtua China juga. Termasuk orang Jepang yang berada di Beijing, Shanghai dan Dalian.

“Kalau kita menipu orang China dan ketahuan, pasti kita akan dihukum mati," kata pengelola grup tersebut kepada mantan anggota yakuza yang pernah bekerja buatnya. Tetapi di Jepang tidak demikian hukumnya, sangat manis, hanya hukuman penjara saja tidak hukuman mati. Itulah sebabnya penipuan Oleole Sagi ini semakin semarak dengan target orang Jepang.

Korban yang ditipu pun ada nenek-nenek yang berusia di atas 90 tahun, "Sebenarnya bukan alamiah saya untuk menipu orangtua seperti itu, kata mantan Yakuza itu menyesali perbuatannya di masa lampau.

Oleole sagi mulai aktif dan populer sejak lima tahun lalu. Bahkan polisi Jepang pernah menangkap seseorang yang dianggap melakukan perekrutan untuk melakukan Oleole sagi pada bulan Juni 2013 di perfektur Shizuoka.

Koordinator Oleole sagi yang dijumpau wartawan Asahi itu, seorang China mengakui, dia mengelola 10 orang termasuk anggota Yakuza untuk melakukan penelponan penipuan tersebut. Satu tim biasanya 10 orang, tekan sumber tersebut. Mereka pun dikirimkan ke China untuk bekerja dan beroperasi kejahatannya dari China lewat telepon internet tersebut.

Apabila mereka tahu saya telah membocorkan hal ini kepadamu, maka keluarga saya di China pasti dibunuh semua oleh anggota mafia ini, tekan sang koordinator itu lagi.

Para anggota yang mengambil uang penipuan biasanya level terendah dan bisa langsung "dibuang" apabila terjadi sesuatu, misalnya ketangkap polisi.

Polisi Jepang semakin aktif untuk mengumpulkan berbagai informasi mengenai kelompok penipuan Oleole sagi sehingga di berbagai daerah di Jepang dilakukan pertemuan sosial untuk mensosialisasikan hal ini kepada masyarakat setempat masing-masing dengan contoh-contoh yang ada.

Para korban penipuan ini sebanyak 80 persen berusia 60 tahun atau lebih, "Diperkirakan penipuan cara Oleole sagi ini akan semakin banyak di masa depan karena penghasilannya cukup besar dan yang bergabung ke dalam kelompok penipu itupun diperkirakan juga akan semakin banyak," ungkap mantan anggota Yakuza itu lagi.

Info lengkap Yakuza silakan akses ke www.yakuza.in

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini