TRIBUNNEWS.COM, FILIPINA - Aparat keamanan Filipina menangkap salah satu komandan Front Pembebasan Islam Moro (MILF), Wahid Tundok.
Penangkapan tersebut, terjadi setelah MILF dan pemerintah Filipina baru saja meneken perjanjian damai.
Menurut warta APĀ pada Senin (24/2/2014) menyitir Direktur Jenderal Kepolisian Nasional Filipina Alan Purisima, ada berbagai sangkaan untuk Tundok. "Ia disangka terlibat dalam berbagai pembunuhan," kata Purisima.
Catatan terkumpul menunjukkan kalau polisi dan Angkatan Laut (AL) Filipina mencokok Tundok kemarin di Cotabato.
"Bersama beberapa pengikutnya, kami membawa Tundok ke markas militer terdekat untuk diinterogasi," kata Purisima.
Sementara itu, pemimpin MILF lainnya, Ghadzali Jaafar meminta jaminan kekebalan hukum selama masa gencatan senjata untuk Tundok. Jaafar juga meminta adanya dialog dengan pihak pemerintah Filipina.
Perjanjian damai antara pemerintah Filipina dan MILF diteken bulan lalu. Konsekuensinya, 11.000 gerilyawan MILF harus menurunkan senjatanya.
Pemerintah Filipina melalui perjanjian itu juga memberikan amnesti kepada pemimpin MILF terkait tuduhan pemberontakan.
Perjanjian kedua pihak itu difasilitasi oleh Malaysia. Perjanjian itu menjadi momentum setelah 13 tahun perlawanan MILF. Perseteruan kedua belah pihak itu sudah menewaskan 120.000 orang.