TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Hingga hari keempat atau Selasa (11/3/2014), keberadaan pesawat Boeing 777-200 milik maskapai Malaysia Airlines yang hilang belum ditemukan.
Apapun yang akan terjadi, insiden ini seakan menjadi pengingat sejarah panjang dunia penerbangan yang beberapa kali diselingi kecelakaan yang memakan ratusan korban jiwa.
Berikut sejumlah catatan terkait musibah udara fatal yang mengakibatkan sedikitnya 200 orang tewas di tiap insidennya.
3 Maret 1974: Sebanyak 346 orang tewas saat pesawat DC-10 milik maskapai Turkish Airlines mengalami dekompresi mendadak tak lama setelah lepas landas dari Paris, Perancis dan jatuh di taman Ermeonville, Perancis.
27 Maret 1977: Sebuah Boeing 747 milik maskapai Belanda KLM gagal tinggal landas dari bandara Los Rodeos Tenerife, Spanyol dan menghantam sebuah Boeing 747 milik Pan American World yang masih berada di landas pacu. Korban tewas dari dua pesawat itu mencapai 574 orang.
25 Mei 1979: Sayap kiri DC-10 milik American Airlines terlepas saat hendak tinggal landas dari bandara internasional O'Hare, Chicago, AS. Akibatnya pesawat itu jatuh dan menewaskan 275 orang penumpang dan awak, serta tiga orang lainnya di darat.
28 November 1979: Sebanyak 275 orang tewas saat sebuah DC-10 Air New Zealand menabrak Gunung Erebus di Antartika. Kecelakaan itu diyakini akibat kesalahan navigasi.
12 Agustus 1985: Sebanyak 520 orang tewas ketika Boeing 747 milik Japan Airlines penerbangan 123 jatuh tak lama setelah tinggal landas dari bandara Tokyo. Ajaibnya, empat orang penumpang selamat dari tragedi itu.
26 Mei 1991: 12 menit setelah tinggal landas, Lauda Air penerbangan 004 mengalami kemacetan di udara. Pesawat jenis Boeing 767 itu lalu jatuh 112 kilometer di barat laut Bangkok, Thailand, menewaskan semua 223 penumpang dan kru.
11 Juli 1991: Roda pendarat pesawat DC-8 Nigeria Airways terbakar tak lama setelah tinggal landas dari Jeddah, Arab Saudi. Pesawat itu gagal kembali ke bandara dan jatuh menukik dari ketinggian 10.000 kaki, menewaskan 261 penumpang dan awaknya.
26 April 1994: Pilot China Airlines penerbangan 140 memberitahu menara pengawas di Bandara Nagoya Jepang bahwa pesawatnya tak jadi mendarat dan akan mengulang pendaratan. Namun terjadi kesalahan dan tak lama kemudian Airbus A300 itu jatuh dan menewaskan 264 orang penumpang dan awaknya.
17 Juli 1996: Pesawar TWA 800 meledak di udara tak lama setelah tinggal landas dari bandara internasional John F Kennedy, New York. Semua penumpang dan awaknya tewas. Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) menyimpulkan ledakan berasal dari hubungan pendek listrik di dekat tangki bahan bakar di sayap sebelah kanan.
12 November 1996: Sebuah Boeing 747 milik Saudi Arabian Airlines bertabrakan dengan IL-76 milik Kazakhstan Airlines di atas bandara New Delhi, India menewaskan 349 penumpang dan awak di kedua pesawat nahas itu.
6 Agustus 1997: Penerbangan 801 dari Seoul, Korea Selatan sudah hampir tiba di Guam saat pesawat itu jatuh ke sebuah hutan. Pesawat Boeing 747 itu hancur menewaskan 228 orang sementara 26 orang lainnya selamat.
26 Agustus 1997: Airbus A300 milik Garuda Indonesia penerbangan 152 jatuh di Buah Nabar, menewaskan 234 orang. Tiga tahun kemudian KNKT menyatakan kecelakaan disebabkan hubungan pendek listrik yang memicu ledakan di tangki bahan bakar.
16 Februari 1998: Setelah terbang melewati hujan dan kabut, kru China Airlines dari Indonesia menuju Taiwan meminta pengulangan upaya pendaratan di Bandara Internasional Taipei. Saat memutar, pesawat itu jatuh di permukiman warga menewaskan 196 penumpang dan tujuh orang di warga setempat.
12 September 1998: Sebuah pesawat MD-11 milik Swissair berangkat dari New York menuju Geneva,Swiss. Namun, pesawat itu jatuh di Nova Scotia, Kanada. Seluruh penumpang dan awaknya berjumlah 229 orang tewas. Penyidik meyakini pesawat itu kehilangan seluruh daya listriknya beberapa saat sebelum jatuh.
12 November 2001: Beberapa pekan setelah tragedi 11 September, American Airlines penerbangan 587 jatuh di Belle Harbor, Queens, menewaskan 260 penumpang dan lima orang di darat. NTSB memastikan pesawat itu jatuh bukan karena sabotase.
25 Mei 2002: 20 menit setelah tinggal landas, Boeing 747 milik China Airlines penerbangan 611 jatuh ke Selat Taiwan dan mengakibatkan 225 penumpang dan awak tewas. Hasil penyelidikan menunjukkan kecelakaan itu disebabkan kerusakan logam dan retakan di tubuh pesawat nahas itu.
1 Januari 2007, pesawat boeing 737 milik maskapai penerbangan Adam Air jatuh di Selat Majene, Sulawesi. Pesawat ini sedang menjalani rute Surabaya - Manado, tetapi kehilangan arah di tengah perjalanan kemudian hilang dari pantauan radar Air Traffic Controller Makassar.102 penumpang dan kru pesawat tidak diketemukan.
1 Juni 2009: Air France penerbangan 447 sedang dalam perjalanan dari Rio de Janeiro, Brasil menuju Paris saat pesawat berpenumpang 228 orang iotu hilang di atas Samudera Atlantik.
Setelah pencarian selama lima hari, jasad pertama ditemukan sejauh 960 kilometer dari pesisir utara Brasil.
Dua tahun kemudian, pemerintah Perancis menyebut kecelakaan itu disebabkan malfungsi peralatan dan sistem penerbangan.