News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Seorang Ninja Tak akan Bunuh Diri Meski Kalah

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kawakami Ninja

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ninja atau shinobi dalam bahasa Jepang, secara harfiah berarti seseorang yang bergerak secara rahasia. Ninja adalah seorang mata-mata zaman feodal di Jepang yang terlatih dalam seni ninjutsu--seni pergerakan sunyi di Jepang.

Ninja, adalah juga samurai, mematuhi peraturan khas mereka sendiri, yang disebut ninpo. Keahlian seorang ninja bukanlah pembunuhan tetapi penyusupan. Ninja berasal dari bahasa Jepang yang berbunyi nin yang artinya menyusup dan ja, yaitu manusianya. Dipadukan menjadi penyusup tanpa suara.

"Benar sekali, Ninja adalah samurai juga," kata Shinichi Kawakami, pengajar Universitas Mie yang juga ahli Ninja yang populer di Jepang, khusus kepada Tribunnews.com beberapa waktu lalu di Kota Iga.

Menurutnya, Ninja bukanlah pembunuh. Kalau perlu ninja menghindari bentrokan fisik. Itulah sebabnya ninja harus pintar dalam menghindar antara lain lewat asap yang dibuatnya, kecepatan berpindah, merayap, merangkak, serta samaran-samaran lain sehingga bisa cepat sekali menghindar dari lawan, tanpa dapat diketahui ke mana larinya.

Ninja umumnya berasal dari kalangan petani. Kemampuannya dalam bidang ilmu bela diri Ninjutsu ditekuni dengan baik sehingga menjadi ksatria atau Samurai.

Bergerak di dalam kelompok dan sejak awal sebenarnya untuk melindungi tuannya yang pada umumnya tuan tanah atau bangsawan atau kalangan Kerajaan.

Tuannya itu biasa menggunakan ninja, berusaha untuk mencari informasi mengenai lawannya. Jika ketahuan, para ninja berusaha menghindar dan enggan melakukan perlawanan fisik, apalagi sampai membunuh.

Tetapi kalau diperintahkan tuannya untuk membunuh, maka akan dilakukannya pula. Biasanya untuk pembunuhan itu melakukan dengan cara ninja, misalnya dengan racun. Kalau pun terpaksa barulah menggunakan pedang, sehingga sodetan luka bekas pedang ninja biasanya ketahuan, berbeda dengan sodetan luka pedang samurai kelas tinggi.

Berbeda dengan kalangan samurai murni. Apabila menebas mati seseorang dengan pedangnya, maka kelihatan jelas sayatan luka dari pedang yang digunakan sebagai penyebab kematian seseorang.

"Di dalam samurai ada beberapa kelas dan ninja adalah samurai dengan kelas terbawah. Tapi bukan berarti kualitas mereka rendah, tapi karena finansial mereka lebih rendah daripada samurai yang duduk di level atas biasanya mendapat uang atau penghasilan lebih besar dan level kehidupan mereka biasanya tidak miskin. Sedangkan ninja memang biasanya dari kalangan petani bawah," papar Kawakami.

Perbedaan lain dengan samurai tingkat atas yang biasa dan memang umumnya dijuluki Samurai, adalah soal gengsi. Samurai gengsinya tinggi sehingga kegagalan bertikai menggunakan pedang dengan lawannya bisa berakibat bunuh diri karena malu dan gengsi yang tinggi.

Sedangkan ninja apabila gagal biasanya siap menerima sanksi dari tuannya. Tetapi tidak dengan bunuh diri. Dia akan menyesal sekali memang dan akan memperbaiki kesalahannya dengan sebaiknya sesempurna mungkin, sehingga dipastikan tidak gagal lagi.

Sering kali pula apabila tertangkap pihak lawan, seorang ninja bisa "dibalikkan" yang tadinya untuk memata-matai A oleh B karena kalah dan tertangkap A maka dibuat lah untuk memata-matai B, bekerja untuk kepentingan A.

"Itulah sebabnya segala kemungkinan bisa terjadi di dunia mata-mata ninja ini. Tergantung kepada solidnya seorang ninja kepada tuannya. Kalau tidak solid, maka bisa berbalik menjadi lawan karena tidak ada budaya bunuh diri di kalangan Ninja. Tidak Ada artinya kan bagi ninja kalau bunuh diri, jadi mereka tidak akan bunuh diri kalau kalah dan malu sekali pun," jelas Kawakami.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini