TRIBUNNEWS.COM, KUALALUMPUR - Setelah delapan hari hilang, para penyelidik di Malaysia memfokuskan pertanyaan pada siapa saja penumpang pesawat Malaysian Airlines MH370.
Penyelidikan diarahkan kepada penumpang dan kru setelah Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan dalam jumpa pers mengenai kemungkinan pesawat yang mengangkut 239 penumpang tersebut dibajak.
TRIBUNnews.com mengutip laporan KOMPAS.com yang mengungkapkan, otoritas Malaysia yang menyelidiki hilangnya pesawat Boeing 777-200 milik Malaysia Airlines menunggu kiriman data dari sejumlah negara yang warganya menjadi penumpang di dalam pesawat MH370 itu.
Sebanyak 152 penumpang atau lebih separoh berkewarganegaraan China. Pesawat itu hilang dalam penerbangan dari Kualalumpur menuju Beijing.
Data yang diselidiki terkait latar belakang dari para penumpang yang ada di dalam pesawat. Diberitakan sebelumnya, pesawat Malaysia Airlines hilang Sabtu (8/3/2014) dini hari diketahui mengangkut penumpang yang berasal dari 13 negara.
Pemeriksaan atas latar belakang penumpang ini diharapkan dapat mengungkap teka-teki seputar berbeloknya arah penerbangan MH370 yang semula dari Kualalumpur ke Beijing, menjadi menuju Semenanjung Malaysia dan Samudera Hindia, tanpa terpantu radar.
"Baru sebagian kecil negara yang merespon permintaan kami ini," kata Kepala Kepolisian Malaysia Khalid Abu Bakar, dalam konferensi pers di Kualalumpur, Minggu (16/3/2014).
Sejalan dengan itu, kata Khalid, polisi pun terus melakukan investigasi terhadap petugas darat di bandara Kualalumpur, dan pemeriksaan terhadap dua pilot yang menerbangkan pesawat itu.(*)