TRIBUNNEWS.COM, GUANGZHOU - Hampir sepuluh tahun Wang Shuwei (40) bekerja sebagai pembersih di Guangzhou, bersama suaminya tinggal di sebuah apartemen seluas 20 meter persegi. Dua anaknya diasuh oleh kakek nenek mereka di Henan.
Gajinya sebagai pembersih sangat tak cukup. Sejak tiga pekan lalu ia mulai mendapat pekerjaan sampingan untuk menebalkan uang kiriman ke kampungnya. Pekerjaannya: mencari dan menyensor gambar porno di internet.
Setelah pekerjaan utamanya ia khatamkan siang hari, Wang sudah harus menyiapkan fisik bekerja malam hari di sebuah perusahaan internet yang mempekerjakan penyensor gambar porno di internet. Wang kebetulan dapat jatah malam.
"Sebelum mendapat pekerjaan ini, Aku sama sekali tak sadar betapa pornografi di internet menjadi masalah serius. Sekali waktu aku harus menyensor gambar porno di dalamnya ada seorang anak. Itu membuatku marah," cerita Wang.
Dilansir shanghaiist.com dari NetEast, Senin (2/2/2015), perusahaan yang mempekerjakan Wang mengupahnya 50 yuan atau sekira Rp 10 ribu per jam. Wang mengakui peliknya urusan sensor-menyensor gambar porno di internet.
Selama ini, Wang bersama suami mampu mengumpulkan 7000 RMB sekira Rp 14 juta setiap bulan. Sementara ia harus mengupah jasa asuh dua anaknya 10 ribu RMB sekira Rp 20 juta, dan 4 ribu RMB sekira Rp 8 juta untuk kebutuhan orangtuanya.