News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Jet Mesir Bombardir Basis ISIS di Libya

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Mesir itu diarak di sepanjang pantai sebelum dipaksa untuk berlutut dan dipenggal oleh kaum militan ISIS.

TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Sejumlah pesawat tempur Mesir menyerang posisi Negara Islam atau ISIS di Libya, Senin (16/2/2015) pagi. Serangan itu sebagai tanggapan atas pemenggalan 21 warga Kristen Koptik, Mesir oleh ISIS.

Seorang juru bicara Angkatan Bersenjata Mesir mengumumkan serangan itu di radio pemerintah. Pengumuman tersebut menandai untuk pertama kalinya Kairo secara terbuka mengakui telah mengambil tindakan militer di negara tetangga Libya, yang telah dilanda kekerasan oleh para milisi selama berbulan-bulan.

Pernyataan tersebut mengatakan, sejumlah pesawat tempur menyasar persembunyian senjata dan kamp-kamp pelatihan "untuk membalas pertumpahan darah dan untuk mencari para pembunuh. Agar mereka yang jauh dan dekat tahu bahwa Mesir punya perisai yang melindungi mereka," kata pernyataan itu.

Militan ISIS, Minggu kemarin, merilis sebuah video pemenggalan terhadap penganut Kristen Koptik di Mesir yang mereka tangkap sebelumnya. Para korban terlihat menggunakan baju berwarna oranye dengan tangan yang terborgol.

Para militan ISIS terlihat dalam video tersebut menggunakan penutup kepala dan pakaian serba hitam. Disebutkan, lokasi pemenggalan berada di wilayah pantai Libya.

Sebelumnya diinformasikan, ada 21 penganut Kristen Koptik yang diculik ISIS. Video pemenggalan tersebut diberi judul "Pesan kepada negara salib", lalu mereka juga memasukan tulisan "Orang-orang dari neagra salib, pengikut dari Gereja Mesir".

Video tersebut muncul beberapa hari setelah ISIS merilis video pembunuhan yang disertai pembakaran hidup-hidup pilot pesawat tempur F-16 Yordania, Maaz al-Kassasbeh. Video itu kemudian menuai reaksi dari masyarakat internasional.

Sebelumnya diberitakan, pada Januari telah terjadi penculikan 21 orang Kristen di Mesir. Juru bicara kementerian luar negeri Mesir, Badr Abdelatty, kepada AFP mengakui ada 20 orang yang diculik di dua wilayah berbeda di Mesir.

Meski begitu, Badr Abdelatty belum dapat memastikan agama yang dianut oleh para korban penculikan, sembari mengatakan ada 13 orang warga Mesir yang masih ditahan oleh para penculiknya di Libya.

Pemimpin Mesir telah berjanji untuk menghukum "para pembunuh" yang bertanggung jawab atas pemenggalan itu. Presiden Abdel Fattah al-Sisi dalam pidato yang disiarkan televisi tampak marah dan mengatakan, Mesir "berhak untuk merespons dalam cara dan waktu yang tepat". Dia juga menyatakan tujuh hari berkabung setelah video itu didistribusikan kaum militan di media sosial.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini