Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim penyelamat berlomba dengan waktu untuk menyelamatkan korban gempa bumi yang meluluhlantahkan Lembah Kathmandu, Nepal, Minggu (26/4/2015).
Perwira Angkatan Darat, Santosh Nepal dan sekelompok penyelamat bekerja sepanjang malam untuk membuka akses masuk ke dalam reruntuhan sebuah bangunan ibukota Kathmandu. Mereka harus menggunakan peralatan seadanya karena buldoser tidak bisa melalui jalan-jalan sempit kota kuno ini.
"Kami meyakini masih ada orang yang terjebak di dalam," ujarnya sambil menunjuk puing-puing beton dan tulangan batang bengkok mana bangunan perumahan bertingkat tiga pernah berdiri.
Diperkirakan gempa telah menewaskan 1900 orang, dan memicu longsor di pegunungan Everest.
Mayat dari 17 pendaki telah berhasil diungsikan dari atas gunung di hari Minggu, namun banyak dari pendaki terdampar ataupun terluka di atas gunung.
Dengan Pemerintah Nepal kewalahan menghadapi bencana dengan skala besar, pemerintah India dan Tiongkok, segera mengirimkan bantuan medis dan kru ke sana.
Diantara bangunan bersejarah yang hancur adalah Menara Dharahara Tower. Dibangun pada tahun 1832 untuk ratu Nepal, bangunan itu telah dibuka untuk umum selama 10 tahun terakhir. (Asiaone.com)