Dalam laporan itu disebutkan tentang satu kamp di pusat ibu kota, Doha. Disini sembilan pekerja berdesakan dalam ruangan yang kecil dipenuhi kecoa.
Hanya beberapa mil jauhnya dari tempat itu, kaum elit Qatar -manusia-manusia terkaya sejagad- keluar dari restoran Gordon Ramsay dan menaiki Ferrari dan Rolls-Royce.
Qatar diperkirakan telah mempekerjakan 1,2 juta pekerja migran. Dan karena pekerjaan pembangunan dua belas stadium untuk Piala Dunia 2022 telah dimulai, maka diperkirakan antara 500.000 dan satu juta lebih migran akan masuk lagi ke wilayah ini.
Pemerintah Qatar cukup sensitif terhadap kritik dunia internasional dan dalam pertemuan formal membahas isu ini, Qatar memukul balik kritik.
"Kami tidak ingin orang berpikir kami negara jahat karena kita tidak," kata Hassan Abdullah Al Thawadi, Sekretaris Jenderal Komite Agung.
Kenyataannya, pejabat tinggi, yang tinggal di Scunthorpe dan dididik di Sheffield University ini menolak permintaan para pekerja migran yang ingin bergabung dengan serikat buruh.
FIFA awalnya mencoba untuk mencuci tangan atas persoalan ini, namun karena situasi yang berkembang Presiden Sepp Blatter semakin gugup.
Konon ia telah mengirimkan pengacara, Dr Theo Zwanzieger, ke Qatar karena banyak suara mengusulkan agar Piala Dunia 2022 diadakan di negara lain saja.
Remaja di Tanah Datar Lecehkan Kitab Suci, Akui Disuruh Orang, Diupah Rp 50 Ribu, Kejiwaan Diperiksa
Viral Remaja Lecehkan Kitab Suci di Tanah Datar, Disuruh Orang Demi Rp50 Ribu, Kejiwaannya Diperiksa
Anggota Parlemen Inggris dari Partai Buruh Stephen Hepburn angkat bicara.
"Bagaimana Anda bisa menikmati menonton pertandingan sepak bola ketika Anda tahu turnamen ini dibangun di atas darah dan penderitaan tenaga kerja budakyang diperbudak?" (@stondq)