TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang gadis berusia delapan tahun tewas tersapu ke laut lepas di Taiwan menjelang kedatangan Topan Soudelor.
Lebih dari 2.000 orang telah mengungsi dari pulau-pulau kecil di Taiwan, yang merupakan destinasi populer para turis dan militer Taiwan tengah dipersiapkan untuk membantu warga mengungsi ke penampungan.
Di Dua kabupaten yang terletak di pesisir pantai, Yilan dan Hualien, aktivitas perkantoran dan sekolah ditutup di Jumat pagi, dan otoritas pemerintah daerah lainnya terutama di Utara dan Timur Taiwan akan membelakukan hal serupa.
Beberapa jadwal penerbangan dari Taiwan juga telah dibatalkan.
Menurut pihak berwenang, seorang gadis cilik tersapu ombak di kabupaten Yilan, Kamis.
Seorang bocah lainnya dilaporkan hilang dalam insiden serupa, sementara seorang wanita dewasa berusia 38 tahun dan seorang gadis cilik lainnya berhasil diselamatkan.
"Satu gadis cilik meninggal, dan satu orang lainnya hilang tersapu gelombang kuat," ujar seorang juru bicara Badan Pemadam Kebakaran Taiwan, seperti dikutip dari Asiaone.com, Jumat.
Sementara itu kecepatan angin dari topan Soudelor diukur 173 kilometer per jam, dan berada sekitar 440 kilometer tenggara dari Hualien county, Jumat pagi.
Saat ini Topan dikategorikan sebagai "topan moderat" oleh Pusat Biro Cuaca Taiwan, kategori tertinggi kedua, namun tidak menutup kemungkinan kategori topan tersebut ditingkatkan.
Soudelor digambarkan sebagai "super topan" oleh Observatorium Hong Kong awal pekan ini karena mencapai kecepatan angin berkelanjutan maksimum 230 kilometer per jam.
Topan akan melepaskan hujan lebat di wilayah Utara dan Timur Taiwan di antara Jumat malam dan Sabtu. Pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan bagi warga untuk bersiap menghadapinya.(Asiaone.com)