TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Sekjen PBB Ban Ki-moon mengecam cara pemerintah Hungaria dalam menangani pengungsi yang berada di perbatasan wilayahnya, yang dikatakan melibatkan penggunaan alat-alat yang menurutnya tak pantas digunakan.
Menurut Ban, penggunaan gas air mata, semprotan merica, dan meriam air yang ditargetkan ke para pengungsi frustrasi yang tengah menyelamatkan diri dari perang dan ketegangan di negara asalnya sangatlah buruk.
"Saya terkejut melihat bagaimana para pengungsi dan imigran ini diperlakukan. Itu sangat tak pantas, mengingat mereka adalah orang-orang yang melarikan diri dari tindak kekerasan di negaranya," kata Ban, dikutip oleh The Guardian.
Dikatakan oleh The New York Times, Ban mengaku sudah menemui Perdana Menteri Hungaria Viktor Orbán terkait cara penanganan imigran sesuai hukum yang berlaku secara internasional.
Ia juga mengimbau negara-negara di Eropa untuk menyediakan stok air serta penampungan sementara untuk para imigran terlebih dahulu, sebelum menentukan mau dibawa ke mana mereka, ketimbang menahan mereka lantaran tak tahu mau ditampung di mana.
"Kita harus menunjukkan kepemimpinan kita yang penuh kasih," tambahnya lagi.
Otoritas Hungaria memang mengundang amarah dari dunia, akibat sikapnya ketika menangani para pengungsi dan imigran yang menembus perbatasan Hungaria, sebagai bentuk protes karena dihadang saat ingin menyeberang dari Serbia.
Selain itu, dalam pernyataan konferensi persnya di Markas Besar PBB, New York, AS, pada Rabu (16/9/2015) lalu, Ban juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait inisiatif Rusia yang ingin mendukung kemiliteran Suriah, yang menurutnya hanya membuat situasi konflik di sana semakin buruk. (The Guardian/The New York Times)