News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

WNI Disandera Abu Sayyaf

Kisah Sandera Abu Sayyaf Saat-saat Terakhir Pemenggalan Tunangannya

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penasihat Presiden untuk perdamaian Jesus Dureza membawa Maritess Flor (perempuan) setelah dibebaskan oleh Kelompok Abu Sayaaf, Jumat (24/6/2016) (INQUIRER)

TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Wajahnya masih penuh ketakutan. Airmata membasahi kedua sisi pipinya.

Ya, itulah yang tampak pada sandera Marites Flor (38), warga Filipina yang dibebaskan militan Abu Sayyaf.

Kenangannya mengenang peristiwa terakhir kali melihat rekan senasib sebagai sandera, yakni dua warga Kanada, Ridsdel Kanada John dan Robert Hall saat sebelum mereka dibunuh pada April dan bulan ini oleh ekstrimis Abu Sayyaf.

"Ekstrimis Abu Sayyaf di Filipina bersukacita ketika mereka melihat dua warga Kanada yang dipenggal," ujarnya setelah dibebaskan.

Marites Flor ingat bagaimana John Ridsdel dan Robert Hall diborgol secara terpisah dan dibawa pergi ke hutan untuk dipenggal pada April.

Katanya Hall adalah tunangannya, yang terakhir dieksekusi.

"Hal tersebut sangat menyakitkan karena aku melihat mereka saat sebelum mereka dipenggal," tanggisnya pecah saat berkisah kepada wartawan di Selatan Kota Davao, tempat ia diterbangkan untuk bertemu Presiden terpilih, Rodrigo Duterte, setelah pembebasannya pada Jumat (24/6/2016) di provinsi Sulu.

"Mereka (kelompok Abu Sayyaf) menonton dan mereka merasa senang saat dua warga Kanada itu dipenggal," katanya, sembari menambahkan para militan tidak memperbolehkannya menyaksikan pemenggalan tersebut.

Flor, diculik bersama Hall, Ridsdel, dan warga Norwegia, Kjartan Sekkingstad dari sebuah kapal pesiar di Pulau Samal Selatan di bulan September tahun lalu.

Mereka dibawa ke hutan-hutan Provinsi Sumbar pulau Sulu.

Para militan membunuh dua warga Kanada setelah tenggat waktu tebusan tak kunjung digenapi.

Duterte mengatakan dia telah diberitahu bahwa Sekkingstad mungkin sudah dalam perjalanan keluar dari tawanan.

Namun sayang Presiden Filipina itu tidak memberikan rincian mengenai juga akan dibebaskannya warga negara Norwegia.

Dalam pidato Duterte mendesak para militan Abu Sayyaf untuk menghentikan aksi penculikan dan meminta tebusan.

Karena tindakan tersebut, telah mencoreng citra negara di dunia.

Ia memperingatkan kepada mereka yang bergabung dengan Abu Sayyaf, "akan datang waktunya serangan besar."

"Akan ada, aku berkata, perhitungan apa yang kukatakan satu hari ini," katanya. (The Guardian/INQUIRER)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini