Kebingungan mewarnai para penumpang yang banyak di antaranya hendak melanjutkan penerbangan dari Istanbul ke kota-kota lain di Eropa seperti Gothenburg, Roma, dan lainnya.
Para penumpang penerbanganan TK 0057, termasuk anggota tim sepak bola LKG-SKF Indonesia yang hendak mengikuti Piala Gothia di Gothenburg, Swedia, 17-23 Juli ini, harus menunggu di Antlya tanpa kejelasan.
Pesawat sempat tertahan di tarmac bandara selama sekitar satu jam sebelum para penumpang diizinkan turun menuju terminal.
Tak terlihat ada suasana kudeta, tak ada penjagaan oleh tentara atau polisi bersenjata di bandara.
Meski demikian, sangat terasa kalau suasana tidak normal.
Para petugas bandara tidak bisa menjelaskan situasi yang ada.
Para penumpang tidak mendapat pemberitahuan kapan mereka bisa melanjutkan penerbangan ke kota tujuan.
Sejumlah penumpang sibuk mencari informasi apa yang sebenarnya terjadi di Turki.
Namun, bertanya kepada petugas di bandara tidak banyak membantu karena mereka juga terlihat kebingungan dengan situasi yang terjadi di negara mereka.
Dari berita sejumlah laman lokal, seperti dari Hurriyet Dailynews, situasi sebagian besar sudah bisa dikendalikan oleh pasukan yang pro pemerintah, demikian situs ini mengutip Perdana Menteri Binali Yildirim.
Sekretaris press badan intelijen Turki MIT, Nuh Yilmaz mengatakan, situasi sudah kembali ke normal. "Kudeta telah digagalkan," demikian Yilmaz dikutip Hurriyet.
Sekitar pukul 08.00, toko-toko di bandara masih terlihat tutup. Belum ada kejelasan kapan penerbangan dari bandara di Anyalya akan dibuka kembali.
Para penumpang pun hanya bisa pasrah menunggu di terminal. Sebagian duduk di bangku, sementara yang tidak kebagian tempat duduk lesehan atau tidur-tiduran di lantai terminal.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi yang menghubungi Kompas dan sejumlah warga negara Indonesia lain yang terjebak di Turki meminta agar tetap tenang.