News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengapa Mazda Jepang Lepas dari Indonesia?

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mazda MR90 yang semula direncanakan sebagai mobil nasional Indonesia.

Januari hingga Agustus 2016 Mazda hanya berhasil menjual 4.303 unit atau turun 27 persen dibandingkan periode sama tahun 2015. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus menurun.

"Jadi penjualan sangat berpengaruh kepada Mazda di Indonesia karena pasar telah didominasi Toyota, Daihatsu, Suzuki, Nissan. Dari segi harga jauh tak bisa bersaing," kata dia.

Alasan ketiga soal harga yang tak akan bisa bersaing di Indonesia untuk sedan Mazda karena memang pasar telah dikuasai Toyota dan sebagainya.

Sudah pasti tak bisa bersaing, karena harus impor dari negeri luar, tidak diproduksi di dalam negeri Indonesia seperti zamannya rekanan Indomobil dulu.

"Terus terang saya bingung dan bertanya-tanya mengapa Karsono Kwee berani mengambil alih Mazda di Indonesia, tidak mengerti alasannya apa," kata sumber itu.

Karsono Kwee adalah pendiri Eurokars Group dan pelaku otomotif terbesar di Singapura saat ini. Pernah rekanan dengan perusahaan Indonesia menangani Volkswagen tetapi akhirnya juga gagal.

Kelompok ini juga pengimpor mobil mewah seperti Porsche, Saab, Rolls-Royce, BMW seri M, Maserati dan kaca film 3M.

Memang Mazda hanya akan mengambil pasar pecinta mobil tertentu saja dan tak akan mungkin secara massal.

Namun dengan janji tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), sampai kapan tidak diketahui, menanggung beban berat dari mantan MMI, serta kemungkinan keuntungan kecil dari penjualan Mazda di Indonesia, apakah tidak bermasalah di masa depan satu dua tahun mendatang?

Apabila bermasalah, wajarlah bagi seorang pedagang, Mazda pun akhirnya tak akan lama lagi kemungkinan dilepaskan pula mungkin oleh Eurokars.

Wajar dilepaskan dalam waktu dekat karena tarif impor bea barang mewah mobil impor completely build up (CBU) Indonesia naik dari 40 persen menjadi 50 persen (Permenkeu No.132/PMK.010/2015), di tengah kebijakan Indonesia yang menekankan peningkatan local content suku cadang mobil yang dipasarkan di Indonesia terus semakin digembar-gemborkan.

Lalu bagaimana nasib karyawan dan dealer resmi sebanyak 46 toko di Indonesia kalau Mazda benar-benar hengkang dari Indonesia nantinya?

Apa mungkin strategi Eurokars berharap dapat untung dengan menjual kembali Mazda kepada salah satu konglomerat di Indonesia, sehingga dapat untung nantinya?

"Konglomerat Indonesia pun mungkin akan berpikir 1000 kali untuk mengambil alih Mazda di Indonesia apabila tak punya pabrik sendiri, harus impor dengan pajak impor sangat besar, dan penguasaan pasar otomotif oleh Toyota yang membuat harga tertekan, sulit bersaing harga bagi Mazda sedan di Indonesia," jelas dia.

"Akhirnya juga konsumen nantinya seperti anak ayam kehilangan induk. Semoga saja tidak terjadi hal itu di masa depan," tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini