Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hasil penelitian HNK bersama media Hong Kong HK01 ternyata banyak warga Jepang yang identitasnya dicuri untuk kejahatan di Hongkong, membuat perusahaan kertas (paper company) sehingga akhirnya 700 nama warga Jepang masuk daftar Panama Papers.
"Banyak sekali calo broker paper company Hongkong menawarkan pembuatan perusahaan kertas di Hongkong saat ini," ungkap seorang akuntan Jepang, Kenichiro Yamamoto, yang hampir 30 tahun berbisnis di Hongkong.
Menurutnya, banyak di antara para calo membuat paper company di Hongkong tanpa mengkonfirmasikan dulu kepada orang yang bersangkutan.
"Akibatnya banyak yang kebobolan membuat perusahaan ternyata yang bersangkutan tak mengetahui identitasnya telah dimanfaatkan orang lain untuk sebuah kejahatan. Bukti ini bagai es yang mulai meleleh sebentar lagi juga terbongkar semua kejahatan ini," kata dia.
Sementara Kenneth Leong, yang melakukan supervisi administrasi finansial Hongkong dalam pertemuan parlemen di Hongkong menyatakan keprihatinannya akan hal ini.
"Banyak sindikat dan kelompok kejahatan terlihat hal ini sehingga mengakibatkan kerusakan nama dari banyak orang, akhirnya masuk ke daftar Panama Papers. Oleh karena itu saya akan mengimbau kepada pemerintah supaya melakukan pengawasan yang ketat. Kalau tidak, maka nama dan citra Hongkong sebagai pusat finansial dunia akan rusak nantinya," kata dia.
Penelitian dilakukan NK bersama majalah Hongkong HK01 menyimpulkan banyak paspor atau identitas orang Jepang dicuri lalu dimanfaatkan membuat paper company di Hongkong.
Tiga warga Jepang lelaki dan perempuan terbukti benar-benar tidak tahu kalau identitas paspornya disalahgunakan orang lain. Mereka adalah pemilik restoran di Tokyo dan karyawan di Perfektur Kagawa.
Paper company tersebut kemudian dibuatkan di daerah Karibia Anguilla oleh para calo perusahaan kertas Hongkong tersebut.
Bahkan ada warga Jepang yang sama sekali tak tahu kalau identitasnya dimanfaatkan orang lain, namanya telah muncul di internet sebagai pemilik sebuah paper company.
Banyak warga Jepang telah menjadi korban sindikat kejahatan dan dimanfaatkan identitasnya terutama paspornya untuk membuat perusahaan kertas di negara luar.