Pencapaian Trump sudah melejit sejak masih berkompetisi dengan rival-rivalnya sesama Partai Republik.
Secara mudah, Trump mengalahkan para saingannya yang mewakili partai yang sama, sampai akhirnya berkompetisi empat mata dengan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.
Trump yang akhirnya keluar sebagai kandidat calon presiden dari Partai Republik sempat menurun pamornya, terlebih ketika sejumlah skandal menyandungnya.
Kurang maksimalnya performa Trump di ajang-ajang debat calon presiden sempat membuat jatuh perolehan dukungan suara untuk Trump.
Pria berusia 70 tahun tersebut memang kerap dikecam atas penampilannya di ajang-ajang debat.
Trump seringkali memotong pembicaraan dan mencemooh rival bahkan moderator debat, ketimbang fokus membahas kebijakan dan menjawab pertanyaan moderator.
Saat sejumlah skandal terkait komentar cabul dan pelecehan seksual menyandung Trump, perolehan suaranya juga sempat ikut tersandung.
Namun, semakin mendekati hari pemilihan presiden, dukungan untuk Trump justru terpantau semakin kuat.
Sampai akhirnya Trump benar-benar memenangkan hasil penghitungan sementara pemilihan presiden dan dinyatakan sebagai presiden terpilih AS 2016.
Namun kemenangan Trump masih juga diwarnai penolakan publik, saat ribuan warga di penjuru AS membanjiri jalanan untuk melakukan aksi protes atas terpilihnya Trump sebagai presiden baru AS.
Selama lima hari berturut-turut pascaterpilihnya Trump, warga AS melangsungkan demo anti-Trump dan menolak segala bentuk kebencian yang dikatakan seakan menjadi tema utama kampanye Trump.