Namun, ini adalah sebuah kesalahpahaman yang besar.
"Orang-orang bingung antara menjadi masa bodoh dan membagikannya secara viral," kata komentator sosial, Selvaggia Lucarelli.
"Anda dapat memfilmkan video, membaginya dengan beberapa orang, tetapi ada perjanjian diam-diam bahwa Anda tidak akan berbagi lebih jauh."
Jalur hukum
Tiziana Cantone, perempuan rapuh itu, merasa ngeri.
"Ia dan saya tidak pernah benar-benar berbicara tentang rincian video tersebut," kata temannya, Teresa.
"Saya tidak pernah melihat video itu dan saya tidak pernah ingin melihatnya. Anda bisa mengatakan ia sangat menderita. Namun, ia kuat."
Cantone memutuskan untuk melawan balik. Namun, tidak ada cara cepat untuk menghapus video tersebut.
Ia membawa kasus ini ke pengadilan dengan alasan rekaman itu diunggah ke situs publik tanpa persetujuannya. Pada saat ini, ia tidak mampu lagi hidup normal.
"Ia tidak mau keluar rumah karena orang-orang akan mengenalinya. Ia sadar bahwa dunia maya dan dunia nyata sama," kata Teresa.
"Ia mengerti bahwa di beberapa titik situasi ini tidak akan pernah terselesaikan, yaitu calon suami, anak-anaknya kelak bisa menemukan video tersebut, video itu tidak akan pernah hilang."
Tiziana Cantone menenangkan diri di rumah keluarganya yang terletak di jalanan yang sepi di Mugnano, pinggiran kota Naples.
Perlu waktu berminggu-minggu bagi ibunya, Maria Teresa Giglio, untuk memberi tahu wartawan tentang kehidupan putrinya.
"Putri saya adalah seorang gadis yang baik, tetapi ia juga rentan," katanya kepada BBC.