TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Saat berada di Kuala Lumpur, Malaysia 12 Februari 2017, Siti Aisyah sempat ikut berpesta bersama teman-temannya di sebuah klub malam terkenal.
Agenda Siti tersebut tepat sehari sebelum kematian kakak tiri Presiden Korea Utara, Kim Jong Nam di Bandara Internasional Kuala Lumpur.
Pesta penuh hura-hura itu digelar untuk merayakan potensi kesuksesan Aisyah sebagai selebriti internet.
Salah seorang teman Siti Aisyah mengatakan kepada The Star, Malaysia bahwa ada video yang menunjukkan bahwa Siti Aisyah tertawa dan menutup wajahnya malu-malu ketika teman-temannya berkomentar bahwa ia akan menjadi "bintang besar".
Siti Aisyah berulang tahun pada 11 Februari. "Saya tidak percaya Siti Aisyah mau membunuh seseorang demi uang. Tidak mungkin. Saya kira dia dijebak," kata teman perempuan Siti,
menambahkan bahwa ia terkejut ketika Siti Aisyah disebut sebagai salah satu tersangka yang membunuh Jong-Nam.
Ia mengatakan Siti Aisyah tidak tahu dan tidak punya motif untuk membunuh Kim Jong Nam.
Meskipun ia tidak tahu cara membuktikan kebenarannya, tetapi ia yakin bahwa Siti Aisyah tidak bersalah. "Ia adalah orang yang sangat sederhana dan berharap suatu hari nanti masuk ke industri hiburan.
"Saya tahu ambisinya itu sekitar setahun lalu," katanya. Ia menambahkan, ia berharap Siti Aisyah segera dibebaskan dan kembali berkumpul dengan keluarganya di Indonesia.
Kepada para pejabat Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur, Siti Aisyah dibayar RM400 (sekitar Rp1,2 juta) untuk ambil bagian dalam apa yang ia kira sebagai lelucon dan ia mengira cairan yang diberikan kepada dia itu adalah baby oil, demikian dikutip dari The Star.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo mempertanyakan identitas Siti Aisyah yang menghilangkan satu huruf di nama belakangnya.
"Ternyata datanya ganda. Hanya namanya dihilangkan namanya satu huruf saja, Aisyahnya saja. Jadi dari sisi kami juga, ini ada motif apa, sampai membuat dua indentitas," ujarnya.
Data itu, lanjutnya, juga telah diserahkan kepada Kementerian Luar Negeri dan menjelaskan bahwa nama Siti Aisyah terdata di dua kependudukan, hanya saja ada satu huruf yang dihilangkan dengan orang yang sama.
Menteri Kesehatan Malaysia, Subramaniam Sathasivam mengatakan Kim Jong Nam meninggal dunia dalam kurun 15-20 menit setelah terkena zat beracun VX. "Tak ada obat penawar bagi zat saraf VX dosis tinggi ini," ujar Sathasivam.
Kim Jong Nam meninggal dunia dua pekan silam setelah dua perempuan diduga mengusapkan zat berbahaya tersebut ke wajah Kim Jong Nam saat bersiap check in di bandar udara internasional Kuala Lumpur.
Kedua perempuan asal Vietnam dan Indonesia ini mengaku mereka melakukan aksi tersebut sebagai bagian sebuah reality show televisi.
Selain Siti dan perempuan Vietnam itu, seorang pria berkewarganegaraan Korea Utara ditahan terkait kasus pembunuhan ini.
Setidaknya tujuh tersangka lain tengah dicari untuk dimintai keterangan oleh polisi, termasuk Hyon Kwang Song (44), sekretaris kedua di Kedutaan Besar Korea Utara di Kuala Lumpur.
Pada Minggu (26/2), aparat Malaysia menyisir bandar udara internasional Kuala Lumpur untuk mencari jejak racun VX dan menyatakan tempat itu aman.
Mereka juga tengah menganalisis sampel yang diperoleh di sebuah apartemen yang diyakini disewa para tersangka. Pemerintah Korea Utara sudah mengeluarkan pernyataan yang berisi bantahan keterlibatan negara dalam kasus tewasnya Kim Jong Nam.(The Star/BBC/Rvc/wly)