Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR -Â Penyidik Kepolisian Malaysia menggunakan sampel DNA dari putra Kim Jong Nam untuk mencocokkan identitas saudara pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un, Kim Jong Nam yang dibunuh di Bandara Kuala Lumpur.
Demikian Wakil Perdana Menteri mengatakan pada hari Kamis (16/3/2017) seperti dikutip dari Channel News Asia (CNA).
Ahmad Zahid Hamidi menunjukkan bahwa sampel yang dipakai untuk mengedintifikasi jenasah "diambil dari anak Kim Jong Nam yang tinggal di luar negeri".
Ahmad Zahid mengatakan kepada wartawan bahwa para penyidik Malaysia berangkat ke luar negeri ke lokasi yang tidak diungkapkan untuk mengumpulkan sampel DNA yang dibutuhkan untuk proses identifikasi.
"DNA diambil dan dibawa ke Malaysia dan kami bisa mengkonfirmasi bahwa jenasah tersebut benar adalah milik Kim Jong Nam."
Isteri dan anak-anak Kim kini tinggal bersama di Macau, bersembunyi setelah pembunuhan. Ia diketahui setidaknya memiliki satu anak, berusia 21 tahun yakni Kim Han Sol, yang harus disembunyikan karena adanya ketakutan ia akan menjadi target berikutnya.
Kim Jong Nam, yang tinggal di pengasingan di wilayah Macau, Cina diracun dengan racun saraf mematikan VX dalam pembunuhan pada 13 Februari di Bandara Internasional Kuala Lumpur.
Korea Utara telah meuding Korea Utara dibalik kematian Kim Jong Nam. Tetapi Korea Utara telah menolak klaim tersebut.
Pada Selasa (14/3/2017) lalu Ahmad Zahid Hamidi mengatakan jenazah Kim Jong Nam diputuskan untuk diawetkan lantaran jenazah tak kunjung diklaim keluarga dan dibantu identifikasinya menggunakan sampel DNA.
"Itu upaya untuk menjaga jenazahnya. Sebab jika terlalu lama disimpan di ruang jenazah, jasad bisa membusuk," kata Ahmad Zahid Hamidi.
Sudah lebih dari sebulan sejak Kim Jong Nam tewas diracun di Terminal 2 Kuala Lumpur International Airport (KLIA), 13 Februari lalu.
Sebelumnya, jenazah sebenarnya telah dikonfirmasi otoritas Malaysia sebagai Kim Jong Nam, kakak tiri Kim Jong Un yang diracun dua perempuan asal Indonesia dan Vietnam. (CNA/AFP)