"Sebagai patriarkat dari suku Maute, Cayamora Maute dianggap sebagai salah satu otak kelompok teroris Maute-ISIS," kata Gapay.
Orangtua Maute dibawa ke Manila, lebih dari 800 kilometer dari Marawi, Kamis.
Hal itu dilakukan karena ada dugaan para teroris akan mencoba melepaskan dia dari penjara di wilayah selatan.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, kerusuhan tersebut mendorong Duterte untuk mengumumkan keadaan darurat militer di seluruh wilayah selatan Mindanao.
Mindanao telah dilanda pemberontakan separatis Muslim selama beberapa dekade. Tak kurang dari 120.000 orang tewas dalam pemberontakan tersebut.
Kini, organisasi pemberontak yang utama berusaha untuk menjadi perantara kesepakatan damai dengan pemerintah.
Namun, kelompok Maute dan kelompok garis keras kecil lainnya tidak tertarik pada perdamaian.
Dalam beberapa tahun terakhir, mereka justru berusaha untuk bersatu di bawah bendera teroris ISIS.
Berita ini sudah dimuat di Kompas.com dengan judul: Panglima Militer Filipina: Kelompok Maute di Marawi Disokong Politisi