TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Gedung apartemen Grenfell Tower, London, Inggris, dikhawatirkan roboh usai habis dilahap api.
Kobaran api di Grenfell Tower itu sudah dipadamkan sejak dua hari setelah kebakaran terjadi, menurut Kepolisian Metropolitan London.
Namun, Komandan Kepolisian Metropolitan London Stuart Cundy mengatakan, Jumat (16/6/2017), bangunan itu dianggap masih berisiko bahaya.
"Bangunan apartemen itu sendiri masih berbahaya. Akan butuh waktu bagi tim ahli kami, baik dari kepolisian atau pemadam kebakaran London, untuk melakukan pencarian penuh di gedung itu," ujar Stuart Cundy.
Selain itu, seorang petugas damkar bernama Leon Whitley, yang telah naik hingga ke lantai 15 bangunan tersebut, mengatakan bahwa ada kemungkinan apartemen itu akan roboh.
"Masuk ke bangunan itu mengingatkan saya pada gedung kembar World Trade Center di AS," cerita Leon Whitley.
"Kita sudah tahu bagaimana gedung itu roboh. Saya sempat berpikir saya tidak akan bisa selamat keluar dari gedung tersebut," katanya lagi.
Leon Whitley mengaku dirinya sempat merinding ketika mendengar sejumlah teriakan dari sekelilingnya, saat sedang berada di gedung itu.
"Teriakan-teriakan itu terdengar sangat menyedihkan sebab Anda tahu banyak orang yang minta tolong, tapi Anda tak bisa menyelamatkan mereka," ucap Leon Whitley.
Kebakaran dahsyat menimpa Grenfell Tower, sebuah gedung apartemen 27 lantai di London, Inggris, Rabu (14/6/2017) waktu setempat.
Insiden tersebut dikabarkan sudah menewaskan sebanyak 30 orang, setelah sebelumnya dilaporkan korban tewas berjumlah 17 orang. (Telegraph)