Mereka juga tertarik dengan janji bahwa hidup di negara ISIS, rakyat akan dibebaskan dari pajak, mendapat fasilitas kesehatan dan pendidikan gratis.
Tapi mereka langsung tahu semua itu salah, ketika mereka bicara ke para pejuang ISIS.
"Mereka gembar-gembor berjuang di jalan Allah, tapi apa yang jadi obrolan mereka tidak jauh dari urusan wanita dan seks, ini menjijikkan," ujar kakak adik dari Indonesia ini.
Sementara, seorang perempuan bernama Saida, bergabung ke ISIS dari Montpellier, Perancis.
Ia mengatakan, cara menikah di ISIS sangat cepat.
Sebelum terbang ke Suriah, para wanita harus mengirim surat seperti lamaran kerja.
Isinya nama, usia, karakternya seperti apa, dan mencari pria yang seperti apa.
"Lalu kamu bertemu, ngobrol 15-20 menit, dan kamu bilang ya atau tidak. Bila keduanya setuju ya langsung menikah. Cepat sekali prosesnya," ujar Saida. (*)