Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Balon Korea Utara (Korut) ternyata justru yang paling berbahaya dan lebih ditakuti ketimbang rudal balistik Korut yang diluncurkan selama ini.
"Pengiriman balon Korut ke Jepang dimulai sejak tahun 1990-an bahkan sempat 80 balon sekaligus dikirimkan ke Jepang dengan isi yang dipertanyakan. Bisa saja gas VX yang mematikan atau bakteri yang mematikan," ungkap sumber Tribunnews.com, Senin (7/8/2017).
Pengiriman balon dan jatuhnya di Jepang sempat dikonfirmasi kebenarannya oleh pihak Badan Bela Diri Jepang (SDF) beberapa waktu lalu.
Balon itu bukan untuk promosi Korut saja tetapi bisa berisi dua hal.
Pertama bisa berisi gas beracun yang muncul setelah timer disetting misalnya dua jam diperkirakan jatuh tiba di tanah di Jepang lalu keluar lah racun gas atau cairan beracun itu sesuai setting timer.
Baca: Pengurus Musala: Dipukuli Massa, MA Sempat Bersimpuh di Hadapan Saya Minta Maaf
Kedua, bisa juga berisi bakteri mamatikan atau senjata biologi berbahaya yang telah dikembangkan Korut, perlahan-lahan ke luar dari balon tersebut menyebar di Jepang.
"Balon menakutkan karena tidak bisa terdeteksi oleh radar dan angin banyak yang menuju ke arah Jepang dari semenanjung Korea. Itulah sebabnya bisa diprediksi setelah balon diluncurkan mengambang sendiri di udara dan berjalan sesuai arah angin setelah sekian jam pasti tiba di Jepang," jelasnya.
Senjata kimia Korut adalah yang ketiga terbesar di dunia sesuai Buku Putih Pertahanan Korea Selatan, per tahun 2014.
Menyusul setelah Amerika terbesar dan Rusia di posisi kedua.
Demikian pula gas beracun mematikan sedikitnya 5.000 ton berbagai gas syarat (25 macam) yang dimiliki Korut termasuk gas VX yang sempat dipakai di Bandara Kuala Lumpur untuk membunuh kakak tiri Kim Jong-un, Kim Jong Nam beberapa bulan lalu.
Jika senjata kimia 70 ton dipakai ke Korsel, sedikitnya 1,2 juta orang akan meninggal akibat kejahatan Korut tersebut.
Konvensi senjata Kimia selama ini hanya tiga negara belum menandatangani yaitu Korut, Mesir dan Sudan Selatan.
Peggunaan gas VX juga pernah dilakukan oleh kelompok Aum Shinrikyo tanggal 4 Januari 1995 di Tokyo dan saat itu koresponden Tribunnews.com juga hampir jadi korban gas tersebut yang populer disebut Sarin Gas di Jepang.