TRIBUNNEWS.COM, MADRID - Kelompok yang menjadi dalang serangan teror di Spanyol diyakini sempat berencana melakukan serangan gas beracun.
Otoritas Spanyol meyakini bahwa ada 8-12 orang yang tergabung dalam sebuah kelompok teror telah merencanakan serangan dengan metode lain.
Kelompok teror yang dimaksud adalah yang terlibat dalam dua insiden penabrakan di Kota Barcelona dan Cambrils, Spanyol.
Hal itu disampaikan oleh seorang otoritas Spanyol yang menyelidiki kasus di Barcelona dan Cambrils, Joaquim Forn, Jumat (18/7/2017).
Dikatakan tadinya kelompok dalang serangan teror itu hendak menggunakan sejumlah kaleng gas beracun dan mudah meledak dalam insiden Kamis (17/8/2017) di Barcelona.
Dugaan itu dipicu oleh penemuan sekitar 20 kaleng gas butana dan propana di lokasi insiden ledakan di Alacanar, Spanyol, Rabu (16/8/2017).
Baca: Bocah 7 Tahun Asal Australia Hilang Setelah Serangan Teror Barcelona
Atas insiden tersebut dan penggeledahan yang dilakukan menyusul, otoritas Spanyol jadi dapat menggagalkan serangan dengan kaleng gas itu.
Otoritas Spanyol masih memburu keberadaan Moussa Oukabir (17), yang diduga menjadi pelaku penabrakan di Barcelona.
Oukabir merupakan adik dari Driss Oukabir (28), seorang pria Maroko yang sudah ditangkap kepolisian lantaran sempat diduga sebagai pelakunya.
Sang kakak menyerahkan diri ke polisi usai identitasnya tersebar sebagai orang yang menyewa van yang digunakan dalam serangan di Barcelona.
Ia mengatakan paspor dan kartu identitas kependudukannya telah dicuri, lantas mengaku dirinya tidak terlibat apapun dalam insiden itu.
"Prioritas utamanya sekarang adalah mencari tahu identitas orang-orang yang terlibat dalam serangan-serangan ini," ucap Forn.
Forn juga mengatakan penting untuk mencari tahu agar dapat membuktikan apakah ada keterkaitan antara orang-orang tersebut.
Jumlah korban tewas insiden serangan di Spanyol, Kamis (17/8/2017) dan Jumat (18/8/2017), menjadi 14 orang.
Sebelumnya dikabarkan 13 orang tewas dan 100 orang terluka setelah sebuah van menabrak kerumunan orang di kawasan padat wisatawan Las Ramblas, Barcelona, Spanyol, pada Kamis.
Jumat (18/8/2017), serangan di Barcelona disusul sebuah insiden teror di Kota Cambrils, Spanyol, yang dilaporkan menewaskan lima orang.
Metode serangannya nyaris sama dengan yang di Barcelona, yakni penabrakan massal menggunakan mobil yang dilakukan sejumlah terduga teroris.
Akibat insiden tersebut, setidaknya enam orang mengalami cedera, sedangkan lima orang pelakunya tewas ditembak kepolisian.
Awalnya korban tewas dari dua serangan di Spanyol itu berjumlah 13 orang, yang semuanya adalah korban tewas dari insiden di Barcelona.
Namun, jumlah tersebut bertambah menjadi 14 orang setelah seorang korban cedera akibat insiden di Cambrilis akhirnya meninggal dunia.
Ini menjadikan insiden Cambrilis ikut menelan korban jiwa. (The Guardian/Reuters).