Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sera Amane bukanlah satu-satunya warga negara Indonesia yang bermain dalam film porno di Jepang.
Adalah wanita yang kini berusia 40 tahun yang dikenal dengan nama samaran Perempuan Roati tercatat sebagai warga negara Indonesia pertama yang bermain dalam film porno di Jepang.
"Roati dulu saat main film porno masih berusia 24 tahun dan dijual video pornonya tanggal 8 Maret 2001 produksi Asian Wing," ungkap sumber Tribunnews.com, Rabu (6/9/2017).
Video VHS yang diproduksi Asian Wing tersebut kini sudah hilang dari pasaran karena sudah 16 tahun lalu dan kalau pun ada terjual di pasaran harganya juga sangat murah sekitar 500 yen.
Baca: Perempuan Indonesia Main Film Porno di Jepang
"Produsen film porno kerjanya sulit saat ini banyak saingan dan harga jatuh terus. Jadi Asian Wings sang pembuat juga tampaknya sudah bangkrut saat ini tak bisa bertahan lama," tambahnya.
Perputaran film porno di Jepang sangat cepat karena siapa pun kini bisa membuat film porno dan menjualnya ke produsen (maker) film yang besar.
"Jika berhasil terjual, dari pribadi yang buat film porno, paling juga dibeli dengan harga sekitar 100.000 yen karena pembuatan pribadi biasanya amatir kurang profesional dan hasil gambar biasa, penyajian biasa, siapa pun bisa buat film seks," tambahnya.
Namun kalau sudah diproduksi oleh perusahaan besar seperti Momotaro akan menjadi mahal.
"Sedangkan tarif pemain film porno yang masih baru paling mahal juga satu juta yen. Itu pun masih dikurangi uang lain-lain," kata dia.
Baca: Misteri Komentar Teman Indria di Unggahan Foto Makan Bersama
Roati yang memainkan pertama kali di produsen besar Asian Wing (sudah bangkrut) tidak diketahui keberadaannya saat ini.
"Namun diperkirakan masih ada di Jepang dan menikah dengan warga Jepang," tambah sumber itu.
Yang menjadi sorotan utama film Perempuan Roati adalah karakter kulit Asia yang cokelat dan berwajah manis.
Dia bermain film dengan pria Jepang usia sekitar 30 tahun saat itu. Syuting film dilakukan di Jepang.