Tapi, disinyalir, draft tersebut akan mendapatkan tentangan dari sejumlah negara.
Presiden Rusia Vladimir Putin menilai, jumlah ekspor minyak dari Rusia ke Korut -yang berkisar 40.000 ton- tak berarti. Putin kepada AFP bilang, sanksi yang lebih tegas kepada Korut, bukan jawabannya.
Baca: Naik Bus Transjabodetabek Premium, dari Bekasi ke Senayan Cuma 1 Jam
"Menguras emosi dalam kejadian dan menyudutkan Korut akan menjadi hal yang sia-sia," kata Putin.
Sementara, China, telah lama menjadi sekutu Korut. Tapi, seperti halnya Rusia, China mendukung sanksi teranyar kepada Pyongyang karena aksi ujicoba nuklir yang dilakukan.
Sebelumnya, pada Agustus lalu, Korut dikenakan sanksi internasional berupa pelarangan ekspor termasuk batubara.
Hal ini diprediksi merugikan Korut senilai US$ 1 miliar atau sepertiga dari total perekonomian ekspor mereka.
Barratut Taqiyyah Rafie/Sumber : BBC