Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tiga orang terkait tender proyek pekerjaan umum Pemerintah Chiba Jepang ditangkap polisi karena dituduh melanggar UU Pencegahan Kolusi Kecurangan Penawaran (tender), Kamis (23/11/2017).
Sebelumnya kasus korupsi besar terkait tender proyek pekerjaan umum terjadi sekitar tahun 1999-2006, dan kasus-kasus serupa muncul bulan Maret 2009, Maret 2011, Oktober 2012.
"Tiga orang telah ditangkap polisi Chiba kemarin, dua pegawai pemda Chiba dan satu pegawai swasta yang dituduh melakukan kecurangan saat tender proyek pekerjaan umum dilakukan beberapa waktu lalu," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (24/11/2017).
Baca: Black Friday Jadi Viral Gara-gara Akun Instagram Bahasa Jepang
Tiga tersangka yang ditangkap polisi itu adalah Masahiro Sato (58), mantan Kepala Kantor civil engineering Higashi Katsushika Perfektur Chiba dan Yoshiaki Sato (51), Kepala bagian perawatan.
Keduanya pegawai pemda Chiba.
Serta Takeshi Takamatsu (74) Direktur Okamoto Gumi yang diduga bermain mata dengan kedua pegawai pemda tersebut.
Kasus kecurangan tender terjadi Agustus tahun lalu pada penawaran untuk pekerjaan pemeliharaan drainase (saluran pembuangan air) ke kontraktor.
Perusahaan Okamoto Gumi berhasil mendapat tawaran tender dengan harga yang sesuai dengan 90,4 persen dari harga yang direncanakan.
Baca: Kisah Slamet Dikejar Pelaku Penyanderaan hingga Sembunyi di Tempat Pembuangan Kotoran
Dalam penyelidikan berikutnya, ternyata tahun sebelumnya Okamoto Gumi juga berhasil mendapat proyek tender peningkatan drainase yang dilakukan di bulan September 2015.
Penawaran untuk pekerjaan konstruksi pada lubang got untuk melakukan penawaran berhasil dengan harga yang sesuai dengan 99 persen dari harga yang direncanakan.
Keberhasilan itu karena kedua pegawai pemda Chiba ternyata berada dalam posisi untuk mengetahui harga yang direncanakan di kantor teknik sipil tersebut.
Tuduhan tersebut berhasil membocorkan harga dan titik evaluasi teknis lainnya secara terencana kepada vendor mengenai pembangunan kanal drainase yang diperintahkan oleh kantor sipil Higashi-Katsushika dengan daerah di Matsudo, Noda, Nagareyama, Kota Kamagaya.
Polisi Perfektur Chiba belum mengklarifikasi tersangka mengakui perbuatannya atau menolak tuduhan tersebut.
Polisi masih terus menyelidiki dengan seksama ada tidaknya transfer suap ke rekening bank masing-maisng tersangka.
Baca: Sekujur Tubuh Citra Melepuh Setelah Minum Obat dari Dokter
Kasus suap, korupsi tender proyek di Jepang sempat dikritik keras oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) bulan September 2010 bahwa Jepang sangat rentan dan sungkan serta tidak aktif mendorong serta mengungkapkan korupsi yang terjadi dan melibatkan perusahaan asing.
Akibatnya METI (Kementerian Ekonomi Perdagangan dan Industri) merevisi pedoman ikut tender di Jepang bagi perusahaan asing pada bulan Juli 2015.
Dengan peraturan dan petunjuk baru dari METI Jepang itu mengklarifikasi bahwa permintaan suap dari pejabat publik asing harus ditolak.
Bahkan jika perusahaan Jepang menghadapi kasus di mana mereka dipaksa atau diperas untuk membayar suap agar tidak diperlakukan dengan tidak masuk akal dan tidak adil oleh pejabat publik asing, tetap harus ada klarifikasi mengenai hal tersebut dan dibuka kepada umum.