News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Usai Larang Jemaah Haji dan Umroh Berfoto, Pemerintah Arab Saudi Berencana Larang Souvenir Kabah

Editor: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gerai yang menjual beragam suvenir di dekat Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Kamis (9/11/2017).

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Arab Saudi merilis sejumlah aturan ketat terkait pelaksanaan ibadah haji dan umrah.

Mulanya, Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi menginstruksikan, jemaah haji dan umrah dilarang berfoto di dua masjid suci umat Islam, Masjid Nabawi (Madinah) dan Masjidil Haram (Mekah).

Kini, Kementerian Perdagangan dan Investasi berencana melarang penjualan suvenir berbentuk maupun yang menampilkan Kabah, Masjidil Haram, dan Makam Ibrahim.

Menurut sumber dari Kementerian Perdagangan dan Investasi di Mekkah, suvenir dan barang antik akan disita.

Toko yang melanggar diberitahu tujuan aturan itu untuk menjaga kesucian tempat-tempat tersebut.

Aturan ini mendapat respons berbeda.

Ada yang mendukung dengan alasan yang sama dengan pemerintah, tetapi tidak sedikit yang menentang karena dampaknya pada ekonomi.

Guru Besar Hukum Islam Ali Al-Twaim menyampaikan, penjualan suvenir yang menampilkan gambar Kabah dan masjid suci sebagai bentuk penghinaan terhadap kesucian tempat-tempat itu harus dihentikan.

Dia menekankan, pembuatan suvenir harus memperhitungkan kesucian dan kehormatan yang diberikan Tuhan terhadap tempat-tempat tersebut.

Serta kemungkinan pembeli meletakkan suvenir di tempat yang tidak pantas.

Namun, kekhawatiran tersebut dibantah Abdel Moneim Bukhari, pemilik perusahaan Al Meawiah untuk barang antik dan hadiah.

Ia meyakini baik suvenir replika dibeli jemaah haji maupun umrah untuk mengingatkan mereka terhadap tempat yang mereka agungkan.

Selain itu, pakar ekonomi percaya sektor barang antik dan oleh-oleh di Mekkah dan Madinah juga akan membuka kesempatan kerja yang luas baik bagi pria maupun wanita.

Juga peluang manufaktur skala besar.

Menurut dia, barang-barang tersebut memiliki efek ekonomi yang positif terhadap pendapat negara.

Namun, ia menyarankan agar suvenir yang saat ini banyak diimpor dari negara lain dapat diproduksi di dalam negeri.

“Banyak dari barang-barang ini antara lain diproduksi di negara China, India, Taiwan, dan Pakistan, yang jauh dari pabrik khusus di Mekkah."

"Suvenir itu harus memenuhi standar kualitas dan rasa hormat yang tinggi," ujarnya. (Agni Vidya Perdana)

Berita ini sudah dimuat di Kompas.com dengan judul Arab Saudi Ingin Larang Penjualan Suvenir Berbentuk Kabah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini