Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla (75) akan mendapat satu lagi gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (Dr HC) pada hari Rabu besok (21/2/2018) dari Universitas Hiroshima Jepang.
"Kami melihat bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla sangat banyak peranan dan jasanya di bidang perdamaian sebagaimana pula Hiroshima juga sebagai lambang perdamaian dan rakyat Hiroshima menentang peperangan, melihat pengalaman di masa lalu kehancuran akibat perang dan korban bom atom," papar sumber Tribunnews.com Senin ini (19/2/2018).
Mitsuo Ochi, Rektor Universitas Hiroshima akan memberikan langsung gelar kehormatan tersebut kepada Jusuf Kalla yang hari ini tiba di Osaka dan akan tiba di Hiroshima besok (20/2/2018) bersama rombongannya.
Prestasi JK di bidang perdamaian dianggap sangat baik dan juga upayanya untuk mempererat hubungan Indonesia-Jepang juga sangatlah baik sehingga Universitas Hiroshima memberikan gelar Dokter Kehomatan tersebut, tambahnya.
Acara tersebut rencana Rabu pagi akan diselenggarakan di Universitas Hiroshima dan akan dihadiri pula oleh Kapolri Tito Karnavian yang saat ini (19/2/2018) berada di Tokyo dalam rangka mempelajari khususnya bidang terorisme di Jepang sekaligus berkenalan dengan Kepala Kepolisian Jepang yang baru, Shunichi Kuryuu (59) .
Dr.(H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942.
Sering ditulis sebagai Jusuf Kalla atau JK adalah Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 yang menjabat sejak 20 Oktober 2014.
JK merupakan Wakil Presiden Indonesia pertama yang menjabat 2 kali secara tidak berturut-turut. Dalam masa jabatannya yang pertama, periode 2004-2009, ia merangkap sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya.
JK menjadi calon presiden bersama Wiranto dalam Pilpres 2009 yang diusung Golkar dan Hanura.
Pada 19 Mei 2014, JK secara resmi dicalonkan sebagai cawapres mendampingi Joko Widodo dalam deklarasi pasangan capres-cawapres Jokowi-JK, di Gedung Joang '45, Jakarta Pusat. Pasangan ini diusung oleh lima partai yaitu PDI Perjuangan, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hanura, dan PKPI.
Tahun 1968, Jusuf Kalla menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV Hadji Kalla berkembang dari sekadar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang perhotelan, konstruksi, pejualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi.
Di Makassar, Jusuf Kalla dikenal akrab disapa oleh masyarakat dengan panggilan Daeng Ucu.
Pengalaman organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan Jusuf Kalla antara lain adalah Pelajar Islam Indonesia (PII) Cabang Sulawesi Selatan 1960 - 1964, Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965-1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967-1969.
Sebelum terjun ke politik, Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan. Hingga kini, ia pun masih menjabat Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) di alamamaternya Universitas Hasanuddin, setelah terpilih kembali pada musyawarah September 2006.